VIRUS19 (Virtual Tausiyah Setiap Tanggal 19)

SEMINAR PENINGKATAN KINERJA DAN INTEGRITAS TENAGA KEDIKLATAN BDK JAKARTA

Meningkatkan kinerja dan integritas sebagai pegawai ASN itu tidak mudah, apalagi ada di dalam sebuah lembaga kediklatan yang penuh dengan dinamika dan tantangan. Untuk itulah Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta menghadirkan sebuah inovasi dalam meningkatkan motivasi dan kualitas spiritual pegawai yang diberi nama VIRUS-19 (Virtual tausiyah di setiap tanggal 19).

Pada hari ini, Jum’at, 19 November 2021 BDK Jakarta untuk kedua kalinya menyelenggarakan kegiatan VIRUS- 19 melalui zoom meeting. Tema Virus-19 yang diangkat kali ini adalah Seminar peningkatan kinerja dan integritas tenaga kediklatan BDK Jakarta. Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, VIRUS-19 dihadiri oleh pimpinan, segenap pejabat fungsional dan pegawai BDK Jakarta. Selain melalui zoom, VIRUS-19 juga ditayangkan secara langsung melalui streaming Youtube pada akun BDK Jakarta.

Pada kalimat pembukanya, Kepala BDK Jakarta, Bapak Susari, mengingatkan bahwa ASN memiliki dua tugas fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. Untuk itu, sangat diperlukan penyegaran maupun kegiatan lainnya yang mampu meningkatkan integritas pegawai BDK Jakarta.

Hadir pada kesempatan kali ini Ust. Wido Supraha sebagai pengisi materi. Beliau memberikan alur berpikir yang jelas tentang hakikatnya bekerja dalam kediklatan, yaitu menggunakan frame saling berbagi (sharing) terhadap apa yang sudah diketahui dan dilaksanakan. Membagi kenikmatan iman yang telah kita rasakan dan membagi kecintaan adab yang telah kita miliki. Menurut beliau, hal tersebut akan mendatangkan suatu keberkahan di mana pemahaman, hikmah dan rizki menjadi bertambah.

Guna meraih keberkahan dalam rizki, hendaknya mempertanyakan pada diri, apakah pekerjaan yang kita lakukan sudah layak diawali dengan Basmalah. Jika jawabannya adalah layak, maka apakah sudah kita memulainya dengan Basmalah. Menurut beliau, pekerjaan yang dimulai dengan Basmalah, maka layak ditutup dengan hamdalah, dan jika ketika proses bekerjanya disempurnakan dengan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, maka jadilah pekerjaan itu semakin memiliki nilai ibadah di sisi Allah Swt.

Menurut beliau, kunci produktivitas seorang muslim adalah mengamalkan keberimanannya. Hal ini tertuang dalam key performance indicator yang sudah ditengarai Nabi Muhammad Saw dalam haditsnnya, yaitu 77 cabang keimanan. Rasa lelah yang sudah dilakukan dalam menjalankan tugas akan mendatangkan kebahagiaan apabila kita dapat menyempurnakan iman dengan memperhatikan seluruh cabang keimanan tersebut serta mampu mengubah persepsi kita tentang sesuatu (internal state of mind).

Sumber kebahagiaan lainnya menurut beliau adalah keluarga Sakinah, shalat, tadabbur al Qur’an, membersamai orang-orang beriman (QS at Taubah: 119) dan banyak membaca kisah yang memberi motivasi baru. Iman akan membawa kebahagiaan, orang Bahagia akan menjadikan fisik dan mentalnya sehat, kesehatan akan membuat produktif, dan produktifitas akan menciptakan suatu prestasi.

Di akhir pemaparannya tentang integritas, bahwa sudah selayaknya kita meladani paraNabi yang Allah SWT utus sebagai orang-orang yang cerdas dengan karakter senantiasa menjaga kejujuran (shidq), mengembangkan dengan semangat menyampaikan (tabligh) serta menegakkan amanah. Terutama saat kita menempuh beberapa fase kehidupan di mana usia umumnya para pegawai BDK Jakarta saat ini adalah antara 20-60 tahun, yaitu saatnya mengamalkan keilmuan dan menyebarkannya. Wallaahu a’lam.