Artikel
KETERCAPAIAN KURIKULUM DI MASA NEW NORMAL

KETERCAPAIAN KURIKULUM DI MASA NEW NORMAL

Oleh Syabarruddin, M.Pd,
Guru Matematika pada MTs Negeri Landak

Harapan terbesar dalam pendidikan adalah terjadinya perubahan perilaku lebih baik dari sisi kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik. Dengan kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat, pemerintah dan keluarga diharapkan lahir kondisi pendidikan yang lebih baik. Target capaian kurikulum akan terwujud jika semua komponen tersebut menjalankan peran dan tanggung jawabnya masing-masing dengan optimal.

Dimulainya tahun ajaran baru dalam kondisi yang serba belum jelas membayangi kondisi pendidikan kita saat ini. Masih berlangsungnya pembelajaran jarak jauh di hampir seluruh wilayah Indonesia, serta pembelajaran tatap muka bersyarat dengan protokol kesehatan yang ketat. Dipastikan, akan banyak penyesuaian-penyesuaian dilakukan oleh semua pihak. Tak terkecuali oleh guru, yang tentu juga harus menyesuaikan dalam hal mengejar target capaian kurikulum pembelajaran.

Ada beberapa poin penting yang harus menjadi catatan guru dalam upaya menyesuaikan target capaian kurikulum. Jika biasanya di pembelajaran normal bisa guru lakukan dalam setting waktu yang sudah ditentukan. Tentu di masa sekarang ini, perlu dilakukan kajian ulang dan merevisi target pencapaian dengan menyesuaikan kondisi yang ada.

Pertama, persiapan pembelajaran. Tentu target ketercapaian kurikulum secara tatap muka akan jauh berbeda dengan pembelajaran daring. Kebermaknaan dan proses belajar dituntut dalam pembelajaran jarak jauh ini. Berjuta permasalahan terkait polemik pembelajaran jarak jauh tentu harus dijauhkan dari pikiran bapak ibu guru. Sibuk mengurusi masalah pro kontra, malah akan menyurutkan semangat untuk terus mengajar.

Penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentu satu sisi meringankan kerja administrasi para guru. Tugas selanjutnya adalah merencanakan dan mendesain kurikulum pembelajaran yang tepat dan efektif bagi anak didik mereka yang terpisah oleh jarak. Ketika anak-anak belajar dari rumah, maka guru harus memastikan bahwa sumber belajar, objek belajar dan proyek yang akan dihasilkan oleh anak didiknya semua bermula dari rumah. Mencari contoh bangun ruang sisi datar yang ada dirumah, mengumpulkan data berat badan anggota keluarga, melakukan conversation antar anggota keluarga saat tema perkenalan. Maka, kreatifitas dan inovasi guru dalam mendesain RPP mutlak dilakukan. Walaupun dalam kondisi terbatas, kurikulum tetap dapat tercapai.

Kedua, model pembelajaran. Agar kurikulum dapat tercapai sesuai target yang diinginkan walau dalam kondisi terbatas. Guru harus menentukan model pembelajaran yang tepat dalam kondisi saat ini. Blended Learning merupakan salah satu opsi paling memungkinkan bagi guru untuk tetap dapat menerapkan kurikulum pembelajaran yang tepat. Kolaborasi antara berbagai metode, dari daring maupun luring. Kapan guru harus melakukan pembelajaran jarak jauh, kapan juga guru mengagendakan untuk bertemu tatap muka dengan anak didiknya.

Jam tatap muka tentu juga mengalami penyesuaian. Jika dalam kondisi normal, guru dan siswa selama kurang lebih 8 jam berada dan saling berinteraksi di sekolah. Materi pembelajaran juga bisa tersampaikan dengan maksimal. Maka, penyesuaian jam tatap muka di pembelajaran daring amat sangat terbatas. Tentu perlu disiapkan sarana yang bisa mengefektifkan jam tatap muka yang efektif dan singkat namun konten isi materi pembelajaran tetap tersampaikan secara menyeluruh.

Ketiga, aspek penilaian. Kurikulum mengisyaratkan bahwa 3 aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor mesti muncul dalam proses belajar mengajar. Jika dalam pembelajaran tatap muka guru dengan cukup mudah berinteraksi dan bisa langsung memberikan penilaian kepada siswa. Tentu pada pembelajaran daring tidak ada bedanya. Ketiga aspek penilaian tersebut tetap harus di munculkan.

Halangan berupa jarak tentu tidak menghilangkan cara guru menilai anak didiknya. Kehadiran tepat waktu saat video conference via zoom, google meet atau live streaming. Disiplin tepat waktu mengerjakan dan mengumpulkan tugas via google classroom, serta nilai kejujuran dan tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan. Tutur tulisan saat merespon percakapan di grup kelas Online via WhatsApp. merupakan bentuk penilaian afektif yang bisa guru lakukan melalui pembelajaran daring.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah proses belajar. Anak didik bahagia menjalani proses belajar dari rumah. Tidak hanya mendapat pelajaran secara akademis, tetapi juga pendidikan karakter melalui keluarga. Dalam beberapa waktu kedepan akan membuka mata kita apakah sudah cocok atau belum kurikulum kita menghadapi masa dimana belajar tanpa tatap muka, tanpa ruang kelas. Penyesuaian ketercapaian kurikulum sangat dibutuhkan untuk pembelajaran kedepan yang lebih baik.

Akhirnya, dalam kondisi apapun kurikulum harus dapat fleksibel menyesuaikan kondisi dan situasi. Tidak ada yang mengharapkan kondisi seperti ini. Namun, dengan respon positif dan cepat tentu kurikulum harus mampu menjawab tantangan yang saat ini sudah nyata ada dihadapan kita. Evaluasi dan pengawasan secara menyeluruh terhadap ketercapaian kurikulum di masa pandemik sangat dibutuhkan. Semoga!