Artikel
FISIKA ALA CORONA

FISIKA ALA CORONA

Oleh : Noni Marlin Sinaga
Guru pada MAN 13 Jakarta

Kurikulum yang berlaku dalam satuan pendidikan Indonesia adalah Kurikulum 2013 (K-13). Konsep kurikulum 2013 (K-13) pada ruang lingkup standar kompetensi kelulusan (SKL) telah memberikan ilustrasi pengembangan metakognisi pada jenjang SMA/MA disamping kemampuan faktual, konseptual dan prosedural (Kemendikbud, 2013). Untuk mencapai SKL maka proses pembelajaran harus memenuhi standar proses. Proses pembelajaran hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang sehingga dapat meningkatkan prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tetapi dengan adanya pandemi Covid-19 yang dialami Indonesia maka pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di kelas/ sekolah kini harus dilaksanakan dari rumah yang dikenal dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Menurut surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona virus disease (Covid-19) yang diperkuat dengan surat edaran Sekjen nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) selama darurat Covid-19 yang memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua.  Prinsip keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah.

Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar dirumah. Sejatinya, guru maupun orang tua ingin memberikan pengajaran yang terbaik bagi peserta didik, namun situasi tak menentu akibat Covid-19 membuat sesi belajar mengajar cukup menantang. Guru dan orang tua harus menghadapi masa adaptif yang tidak mudah, penuh kebingungan dan ketidakpastian.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik jenjang SMA/MA juga harus diajarkan dari rumah. Belajar fisika dari rumah diistilahkan pembelajaran jarak jauh fisika (PJJ Fisika). Peserta didik ada yang berkomentar bahwa belajar fisika di kelas/ sekolah dengan bimbingan guru secara tatap muka saja sangat sulit untuk memahami fisika apalagi jika tidak ada pertemuan dengan guru, hanya belajar sendiri dirumah. Pernyataan peserta didik seperti itu harus dapat ditepis atau dihilangkan oleh guru. Pembelajaran jarak jauh fisika yang dilakukan memberikan tantangan tersendiri bagi para guru dan peserta didik. Guru dituntut kreatif dalam memberikan materi PJJ fisika sehingga peserta didik tidak hanya mengerjakan tugas akademik melainkan juga melakukan kegiatan menyenangkan agar keinginan belajar peserta didik tetap tinggi.

Langkah awal yang dapat dikalukan seorang guru fisika untuk dapat mewujudkan PJJ fisika yang berfokus pada kebutuhan siswa adalah mengumpulkan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orangtua. Guru  menyediakan waktu berbincang bebas dengan orang tua dan peserta didik. Guru juga harus dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang akan diberikan. Guru membangun kesepakatan dengan orangtua dan menyiapkan aktivitas dan tugas belajar yang memadukan tujuan kurikulum, minat peserta didik dan isu yang sedang beredar.

Dalam rangka pencegahan penularan Corona yang semakin meluas, maka belajar fisika dari rumah diharapkan dapat menyenangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran jarak jauh fisika dibagi menjadi dua bagian yaitu pembelajaran dalam jaringan (daring) dan pembelajaran luar jaringan (daring). Pembelajaran daring ini menuntut guru dan peserta didik agar tidak gaptek atau gagap teknologi terutama terhadap teknologi TIK. Pembelajaran daring berfungsi untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang tidak dapat melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka. Pembelajaran daring dilaksanakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Managemant System (LMS). Pembelajaran daring ini dilakukan secara interaktif seperti zoom, googlemeat, skype, agar ada interaksi antara guru dan peserta didik, dengan catatan tidak ada hambatan di internet dan pulsa, tatap muka online dilaksanakan minimal sekali seminggu. Contoh LMS seperti Rumah Belajar milik Kemendikbud dan dari swasta seperti ruang guru dan Quipper. Pada pembelajaran daring ini, peserta didik tidak boleh dibiarkan belajar mandiri, tetap ada pantauan dari guru dan orangtua.

Manakala ada gangguan pulsa, gawai, internet dan juga pembelajaran bagi daerah tertinggal yang tidak mempunyai jaringan internet serta guru tidak bisa mengakses internet maka dipilih pembelajaran luring.

Pembelajaran luring merupakan menerapan penggunaan melalui buku teks pelajaran fisika atau buku pegangan guru dan peserta didik, Lembar Kerja Peserta didik (lembar penugasan), mengakses lewat TV dan radio. Guru bisa memanfaatkan program belajar dari rumah lewat TVRI (jika memiliki akses TV). Sebelum memulai pembelajaran luring maka guru harus menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan yang kemudian mengirimkannya ke peserta didik/ orang tua/ wali dan memastikan semua peserta didik telah mendapat lembar jadwal dan penugasan. Guru dan orang tua bertemu untuk menyerahkan jadwal dan penugasan diwajibkan melakukan prosedur keselamatan pencegahan Covid-19 seperti memakai masker, jaga jarak dan selalu mencuci tangan. Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar diambil oleh orangtua/ wali peserta didik sekali seminggu di akhir minggu dan atau disebarkan melalui media komunikasi yang tersedia.

Pembelajaran luring dibantu oleh orang tua/ wali peserta didik sesuai dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan. Guru dapat juga melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk melakukan mengecekan dan pendampingan belajar dan jika ini dilaksanakan maka wajib melakukan prosedur pencegahan penyebaran Covid-19. Setelah selesai pembelajaran peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian. Orang tua/ wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan harian. Muatan penugasan adalah pendidikan kecakapan hidup yang berkaitan dengan fisika misalnya mengenai pembuatan rangkaian seri, praktek kapilaritas dengan sistem hidroponik, pemanfaatan busi dan magnet untuk menyalakan lampu (lampu tanpa listrik) dan lainnya.

Selain pembelajaran mengenai mata pelajaran fisika, guru juga mengadakan konten rekreasional dan ajakan melakukan olah raga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga kesehatan mental dan fisik peserta didik selama belajar dari rumah. Dengan adanya pendemi covid-19 yang mengharuskan proses belajar mengajar dari rumah maka mendorong kolaborasi antara guru sebagai pendidik, orang tua/ wali dan peserta didik untuk berdaya belajar dalam menghadapi situasi darurat akibat wabah virus Corona. Guru dan orangtua memastikan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

Selanjutnya, pembelajaran jarak jauh fisika memberikan sesuatu yang berbeda dari biasanya sehingga diharapkan guru dan peserta didik dapat saling bersinergi. Guru dan peserta didik harus dapat keluar dari zona nyaman belajar di kelas atau di laboratorium sekolah. Dengan PJJ fisika ini, guru juga dapat mencoba model pembelajaran ‘project based learning’ dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil karena tidak semua peserta didik mempunyai level kompetensi yang sama. Guru dapat mengajak peserta didik untuk belajar berkolaborasi dengan teman-temannya di dalam suatu grup melalui project ini. Hal ini juga dapat melatih empati dan kemampuan peserta didik untuk saling mendorong satu sama lain sehingga asas gotong royong terbentuk. Guru dapat mengalokasikan lebih banyak waktu bagi peserta didik yang tertinggal dalam pembelajaran fisika saat di kelas, diharapkan peserta didik yang tertinggal tersebut bisa lebih percaya diri ketika mereka bergabung lagi di kelas saat virus Corona ini berakhir.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa virus corona bukan menjadi penghalang untuk proses belajar mengajar fisika. Pembelajaran fisika dapat dilaksanakan dengan online (daring) dan tatap muka (luring) dengan mengikuti prosedur kesehatan pencegahan virus Corona. Pembelajaran jarak jauh fisika dapat lebih menyenangkan bagi peserta didik jika guru memiliki kreativitas dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menggali kemampuan peserta didik. Pembelajaran fisika di masa pandemi virus Corona ini dapat terlaksana dengan adanya kerjasama yang baik antara guru, orangtua/ wali dan peserta didik.