Berita
Pelatihan Pendidikan Inklusi bagi Guru MTs di  Kota Cilegon

Pelatihan Pendidikan Inklusi bagi Guru MTs di Kota Cilegon

Balai Diklat Keagamaan Jakarta menyelenggarakan Pelatihan Pendidikan Inklusi bagi Guru MTs pada Kantor Kementerian Agama Kota Cilegon. Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan sebanyak 100 jp mulai tanggal 06 s.d. 16 Juni 2022. Sesuai dengan kurikulum, pola pelatihan dilaksanakan secara blended, kombinasi antara pola klasikal (IJT-1) dan Online/daring (OJT-1 dan IJT-2).

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cilegon  Lukmanul Hakim. Dalam pengarahannya, beliau menyampaikan 3 hal penting terkait perkembangan di era masa kini. 3 (tiga) hal itu antara lain digitalisasi, moderasi dan revitalisasi.

Digitalisasi sudah merambah hampir seluruh sendi-sendi kehidupan antara lain kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, transportasi dan juga di bidang pendidikan termasuk pelatihan.

Moderasi merupakan program prioritas Kementerian Agama. Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan (pemahaman agama yang sangat kaku) maupun ekstrem kiri (pemahaman agama yang sangat liberal) tambah beliau.

Revitalisasi adalah membangun atau menumbuhkan Kembali fungsi KUA bukan hanya sebagai tempat melaksanakan pernikahan, namun lebih dari itu. Beliau menyampaikan 4 (empat) tujuan strategis revitalisasi KUA antara lain  meningkatkan kualitas umat beragama, memperkuat peran KUA dalam mengelola kehidupan keberagamaan, untuk memperkuat program dan layanan keagamaan dan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KUA sebagai pusat layanan keagamaan.

Panitia pelaksana pelatihan ini diketuai oleh  Achmad Firdaus, dibantu bidang administrasi oleh Faraedito Tedjomulyo Haidi dan bidang akademis Swastono Sapto Bintoro.

Dalam laporan penyelenggaraan beliau menyampaikan bahwa pendidikan inklusi merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Pendidikan merupakan sebuah pendekatan untuk  membangun lingkunga terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat tambah beliau.