Artikel
Art Painting In Chemistry

Art Painting In Chemistry

Oleh: Yuliana Dwi Asworo
Guru Kimia pada MAN 10 Jakarta

Kimia dan seni, apakah bisa bersatu? Berupa apa hasil karyanya? Jawabannya-tentu saja bisa dan hal ini dibuktikan dengan hasil karya lukisan peserta didik yang sangat cantik, aneka warna dan dengan tema yang beragam. Masalahnya berhubungan pada materi apa dalam pelajaran kimia yang bisa menghasilkan karya seni? Disini peran guru untuk mengaitkannya dengan kehidupan, yaitu pada materi asam basa di kelas XI semester genap. Foto pada gambar diatas adalah bunga yang menggunakan warna dari bahan alam yang digunakan sebagai zat warna.

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang berfokus pada kegiatan melukis, jadi seni lukis adalah sebuah pengembangan dari kegiatan menggambar yang diwujudkan melalui karya dua dimensi bermediakan kanvas atau media lainnya. Hasil seni Lukis berupa lukisan, yaitu berupa tampilan yang memiliki nilai estetika tinggi tergantung dari hasil lukisannya. Sebuah lukisan harus dapat menerjemahkan apa yang ada dalam objeknya, baik karya yang bisa langsung ditebak gambarnya maupun yang bersifat tersirat seperti lukisan abstrak.

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Lukisan yang tercipta berasal dari imajinasi pelukis yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk.

Dalam pembelajaran kimia kelas XI semester genap terdapat materi tentang asam basa, dimana salah satu pembahasannya adalah tentang indikator asam basa. Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan atau zat yang menunjukkan sifat asam, basa, atau netral pada suatu larutan. Indikator asam atau basa yang baik harus mampu menampilkan warna berbeda pada larutan asam maupun basa.

Jenis indikator asam basa terbagi menjadi dua jenis, yaitu indikator sintetis (indikator kimiawi, yaitu indikator komersial yang dibuat secara sintetis oleh pabrik), contohnya kertas lakmus, indikator universal, pH meter larutan indikator; metil oranye (mo), metil merah (mm), phenolphtalin (PP), dan lain-lain. Jenis yang kedua adalah indikator alami, yaitu indikator yang berasal dari bahan alami dan yang biasa di pakai dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, umbi-umbian, kulit buah, berupa bunga-bungaan, seperti bunga sepatu, bunga teleng, kol ungu, kunyit, kembang kertas, kol ungu, kulit manggis dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.

Gambar 1. Indikator bahan alam beserta perubahan warnanya

Pembelajaran kimia sangat didukung oleh eksperimen, dan pada materi asam basa ini sangat mendukung untuk dilakukannya praktikum atau eksperimen untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep materi yang dipelajari. Pada penentuan sifat asam, basa atau netral suatu larutan dibutuhkan alat bantu atau media pembelajaran yang dikenal dengan indikator. Indikator asam basa dapat dibuat dari bahan alami dengan cara mengekstrak bagian dari tanaman, sehingga diperoleh zat warna tertentu. Semua bahan alami yang dapat digunakan menjadi indikator alami asam basa memiliki karakteristik warna yang memberikan perubahan warna pada lingkungan pH yang berbeda, bahkan dapat dijadikan dasar penentuan pH suatu larutan.

Adanya variasi warna pada indikator alami asam basa, dijadikan penulis untuk memberikan penugasan proyek (Project-Based Learning) atau disingkat PjBL ke peserta didik untuk membuat lukisan dengan menggunakan zat warna dari indikator alami asam basa. Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang didalamnya menekankan pada adanya tagihan hasil proyek (produk) pada akhir pembelajaran. Menurut Wasis (dalam Lismawati, 2017) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi usia dewasa, Siswa SMA, mahasisiwa, atau pelatihan tradisional untuk membangun keterampilan kerja.
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembeljaran berbasis proyek ini adalah:

  1. Menjelaskan konsep asam basa serta sifat indikator asam basa.
  2. Menugaskan peserta didik untuk mencari referensi bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator alami asam basa beserta perubahan warnanya dalam lingkungan asam,basa dan netral.
  3. Melakukan eksperimen membuat larutan indikator sebagai zat warna dengan minimal 2 bahan alami yang digunakan sebagai zat warna yang nantinya bisa menghasilkan  
  4. minimal 4 warna sesuai lingkungannya.

    Gambar 2. Ekstrak zat warna dari indikator alami asam basa
  5. Menyiapkan larutan asam dan larutan basa sebagai lingkungan yang akan merubah warna indikator bahan alam.

    Gambar 3. Larutan asam basa dan bahan alam yang berubah sesuai lingkungannya
  6. Membuat desain gambar yang akan dibuat
  7. Membuat lukisan dengan cara menyelupkan kuas ke zat warna dan menyapukan kuas kedalam media yang diinginkan baik itu kertas gambar, kertas concorde,karton manila, watercolor paper, water color paper rough pressed, kertas cat air, dan kertas HVS

    Gambar 4. Eksperimen melukis dengan zat warna dari Indikator bahan alam
  8. Menunggu hingg kering dan memberikan keterangan warna dari setiap indikator yang digunakan beserta suasanannya (asam, basa/netral)
  9. Memfoto hasil dan mengumpulkan ke guru untuk dievaluasi
  10. Guru memberikan umpan balik (feedback) berupa nilai dan komentar dan menggunakan nilainya untuk nilai proyek Kompetensi Dasar 4.10 yaitu menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan.

Model pembelajaran PjBL merupakan student-driven, yakni Siswa sendiri yang menentuan proyek yang akan dikerjakan dan guru berfungsi sebagai fasilitator. Kelemahan lukisan dengan indikator bahan alam ini zat warna tidak bertahan lama, sehingga guru harus segera mengevaluasi dan memberikan umpan balik.
Dari pembelajaran berbasis proyek ini, penulis hasil yang sangat memuaskan, karena hasil karya lukisan dari 70 peserta didik sangat variatif, mulai dari yang paling banyak berupa tanaman sebanyak 33 karya, pemandangan 14 karya, lukisan abstrak 9 karya, hewan 7 karya, dan sisanya ice cream, rumah, dan balon udara.

Gambar 5. Hasil Lukisan Peserta didik kelas XI IPA1

Pembelajaran ini juga penulis kolaborasikan dengan guru pelajaran Bahasa Inggris, sehingga peserta didik tidak terbebani tugas yang banyak, tetapi mereka dapat memahami konsep serta mampu menjelaskan prosesnya dalam presentasi Bahasa Inggris pada materi Explanation Text pada KD 4.8, yaitu Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks explanation lisan dan tulis, terkait gejala alam atau sosial yang tercakup dalam mata pelajaran lain di kelas XI.
Teruslah berkarya wahai para guru, memberikan keterampilan pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik, sehingga anak Indonesia akan lebih Tangguh dan mampu berprestasi serta memberikan karya yang terbaik juga. Gurumu bangga terhadap hasil karyamu, kalianlah asset bangsa, We’re proud of you.