Artikel
Moderasi Terintegrasi di Semua Pelajaran di Madrasah

Moderasi Terintegrasi di Semua Pelajaran di Madrasah

Menempuh perjalanan darat menggunakan taksi (sebutan awam travel di Kalimantan Barat dan sekitarnya) selama kurang lebih 4 jam lamanya, Tim dari Balai Diklat Keagamaan Jakarta yang terdiri dari 1 orang widyaiswara, Asip Suryadi dan 3 orang staff lainnya menuju Kabupaten Sanggau dalam rangka Pelatihan Metodologi Pembelajaran bagi Guru Madrasah pada KKMI. Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan dari tanggal 26 Februari s.d. 2 Maret 2024 di Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Sanggau.

Rangkaian acara hari pertama yang dilaksanakan dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Sanggau beserta jajarannya, tutor, kepala madrasah dan pengawas. Dalam sambutannya Kepala Kemenag Kab, Sanggau, Anuar Akhmad menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang terdiri dari 30 orang guru dan kepala madrasah di Lingkungan KKMI Kab. Sanggau atas partisipasinya dalam kegiatan ini. Meski jarak tempuh masing-masing madrasah terbilang tidak dekat bahkan ada madrasah yang berlokasi di perbatasan negeri tetangga yakni daerah Entikong semuanya dapat hadir lengkap 30 orang.

Dalam materi yang disampaikannya pula beliau menekankan pentingnya mengutamakan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan beragama. Moderat artinya berada ditengah dan tidak radikal. Memahami tentang sesuatu/ilmu sampai dengan ke akar-akarnya adalah hal yang baik dan diperbolehkan, namun hal yang tidak diperbolehkan adalah radikalisme. Sebagai bangsa yang beradab, kita harus dapat memahami perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama di Indonesia.

Banyak hal disebutnya bisa menjadi pemicu perpecahan diantaranya: ketidakadilan, kemiskinan, diskriminasi ras, etnis, status politik, ketidakpuasan terhadap pemerintah dan fanatisme berlebihan sehingga timbul sikap intoleran dan berdampak buruk. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari perpecahan tersebut diantaranya dengan diskusi/dialog bersama, menanamkan nilai toleransi sejak dini, menjaga kerukunan umat beragama.

Menurutnya pula bahwa moderasi bisa diimplementasikan sejak dini di lingkungan sekolah/madrasah, kurikulum moderasi ini dapat terintegrasi di semua pelajaran sekolah dan juga kegiatan eskul anak. Hal ini dilakukan untuk membangun rasa toleransi anak sejak dini, memahami perbedaan suku, agama, ras dan agama yang ada di sekitar. Sehingga tercipta keselarasan, kerukunan kehidupan bermasyarakat. Disinilah peran tenaga pendidik/guru sangat dibutuhkan dan menjadi kunci penting. Guru harus memiliki ide-ide strategis, metode menarik bagaimana mengimplementasikan sikap moderat peserta didik di tiap mata Pelajaran di sekolah/madrasah.

Kegiatan hari ini diiringi doa dan harapan bersama semoga semua peserta dan stakeholders yang terlibat  diberikan kesehatan, kelancaran dan kesuksesan hingga dapat menuntaskan kegiatan pelatihan ini sesuai target yang ingin dicapai. Guru hebat menghasilkan peserta didik yang hebat pula. Semangat mengajar dan semangat belajar.

-Sandhy Angelia M-