Artikel
Menakar Ketercapaian Kompetensi Belajar Peserta Didik

Menakar Ketercapaian Kompetensi Belajar Peserta Didik

Oleh: Rita Yuliantini
Guru Bahasa Inggris pada MTs Negeri 2 Lebak

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. Al-Isra’ ayat 35)

Ayat tersebut jika dikaitkan dengan profesi guru, dapat dipahami bahwa seorang guru harus mampu menakar ketercapaian kompetensi belajar peserta didiknya pada setiap tahapan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar seorang guru dapat memperoleh umpan balik dari peserta didik, pun juga sebagai perbaikan dan tindak lanjut pada proses pembelajaran selanjutnya. Dalam menakar ketercapaian kompetensi belajar peserta didik, seorang guru harus menggunakan alat yang disebut dengan penilaian.

Untuk menakar seberapa jauh ketercapaian pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh seorang guru, maka perlulah kiranya melakukan kegiatan penilaian. Penilaian merupakan salah satu dari empat standar yang disempurnakan didalam kurikulum 2013 selain SKL, standar isi, dan standar proses. Didalamnya disebutkan bahwa terdapat tiga ranah penilaian pada standar penilaian yaitu ranah penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Adapun teknik penilaian pada ranah sikap yaitu observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta didik. Pada ranah pengetahuan juga terdapat tiga teknik penilaian diantaranya tes lisan, tes tulis dan penugasan. Sementara itu ada empat teknik penilaian pada ranah keterampilan yakni praktik, produk, portofolio dan proyek.

Menilik permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, menjelaskan bahwa prosedur penilaian sebagai berikut:

(1) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:

  1. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
  2. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar  observasi/pengamatan;
  3. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
  4. mendeskripsikan perilaku peserta didik.

(2) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:

  1. menyusun perencanaan penilaian;
  2. mengembangkan instrumen penilaian;
  3. melaksanakan penilaian;
  4. memanfaatkan hasil penilaian; dan
  5. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.  

(3) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

  1. menyusun perencanaan penilaian;
  2. mengembangkan instrumen penilaian;
  3. melaksanakan penilaian;
  4. memanfaatkan hasil penilaian; dan
  5. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.

Kegiatan penilaian merupakan alat yang digunakan seorang guru dalam menakar ketercapaian kompetensi belajar peserta didik. Oleh karena itu teknik penilaian harus sudah dirancang sedemikian rupa didalam perencanaan. Termasuk didalam ruang lingkup penilaian diantaranya: pertama, membuat kisi-kisi dan butir soal yang dapat diukur dengan hanya satu indikator saja untuk masing-masing butir soal, dan biasanya menggunakan kartu soal untuk setiap butir soal. Kedua, menyiapkan format dan rubrik penilaian serta penentuan skor nilai yang tepat sehingga mampu menakar ketercapaian kompetensi belajar peserta didik dengan adil.

Berikut adalah contoh kartu soal:

Contoh format penilaian dikutip dari Buku Guru “When English Rings a Bell”.

  1. Penilaian Sikap
  2. Penilaian Pengetahuan
  3. Penilaian Keterampilan berbicara (Speaking skill) pada pelajaran Bahasa.

Portofolio
Nama Peserta didik :
Kelas :
Guru :

Dalam rangka menakar ketercapaian kompetensi belajar peserta didik, seorang guru tidak hanya melihat dari penilaian harian, penilaian akhir semester atau penilaian akhir tahun saja. Proses penilaian yang baik adalah dimulai ketika proses pembelajaran sedang berlangsung didalam kelas, sebuah proses penilaian melalui demonstrasi atau simulasi yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar, lalu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi dan merefleksikan kinerja mereka sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap tujuan pembelajaran dan kemampuan belajar yang lebih baik. Inilah yang kemudian disebut dengan penilaian otentik.

Langkah terakhir pada tahap penilaian adalah pelaporan.

Contoh pelaporan penilaian sebagaimana dikutip dari Buku Guru “When English Rings a Bell” sebagai berikut:
Nama Kegiatan :
Tanggal Pelaksanaan :
Nama Siswa :
NIS :

*)Aspek yang dimunculkan tergantung jenis kegiatan yang dilaksanakan.

Demikianlah, kegiatan penilaian disusun mulai perencanaan hingga pelaporan yang dirancang sebaik mungkin agar hasil perolehan nilai setiap siswa dapat dipertanggungjawabkan.