MANFAAT AIR CUCIAN BERAS DALAM FERMENTASI MESOFIL DAN EFEK JAMBOARD UNTUK PRAKTIKUM BIOLOGI
Oleh : Effiyati Prihatini
Guru pada MAN 20 Jakarta
Pandemi Covid-19 berhasil memaksa para pendidik, orang tua dan siswa melakukan revolusi pembelajaran daring karena masyarakat dituntut untuk physical distancing dan social distancing namun para siswa harus tetap mendapatkan hak memperoleh pendidikan yang menyenangkan dan tetap memperhatikan kearifan lokal meski hal ini belum tentu merupakan cara terbaik dan berhasil di semua wilayah Indonesia.
Tantangan besar pada awal masa pandemic hingga kini salah satunya adalah masalah alat belajar, pemilihan metode pembelajaran yang variatif dan membuat siswa tetap melakukan gerakan fisik agar tetap sehat. Penerbitan kurikulum darurat berdampak positif salah satunya pemberian pembelajaran yang menyesuaikan dengan kearifan local tanpa tuntutan harus memahami keseluruhan materi yang terdapat dalam silabus terdahulu.
Pembelajaran fermentasi pada kelas sepuluh Madrasah aliyah atau kelas 10 tingkatan sekolah menengah atas bidang studi biologi tak pernah jauh dari pembuatan tape, tempe, dan roti menggunakan ragi atau yeast. Namun kali ini siswa diajak melakukan fermentasi menggunakan air cucian beras yang diaplikasikan pada daun kupu-kupu dan daun sirsak. Siswa juga diijinkan menggunakan daun apapun dengan karakter daun yang sudah ditentukan oleh guru. Disini siswa selain membantu kegiatan orangtua untuk memasak beras, mereka juga dapat memanfaatkan limbah air cucian beras untuk digunakan dalam pratikum fermentasi mesofil dalam pemembuatan pertulangan daun.
Pembelajaran daring bisa menyenangkan bila dipadu dengan metode variatif yang menggabungkan kegiatan non daring seperti praktikum menggunakan bahan yang ada disekitar lingkungan siswa. Kegiatan mencari macam-macam daun, menyiapkan air beras, merebus daun, membuatnya menjadi tulang daun dan mewarnai menjadi tantangan tersendiri bagi siswa Aliyah atau tingkatan SMA karena mereka tertantang berkompetisi dengan teman sekelasnya untuk bisa membuat rangkaian praktikum dengan hasil terbaik yang mereka usahakan. Hasil yang mereka dapat bisa dilihat melalui papan jamboard yang diluncurkan dikelas secara virtual dan prosesnya disa dilihat melalui link di youtube channel yang mereka miliki. Hasil akhir pertulangan daun yang sudah diwarnai menjadi bahan wirausaha kerajinan tangan seperti souvenir, bahan hiasan dinding, dan pemanfaatan yang lain.
Penanaman konsep melalui voice note whatsappgrup yang dikombinasi dengan gambar dan link video. Lembar unjuk kerja diperlukan untuk memberikan gambaran langkah kerja apa yang harus mereka lakukan. Siswa mencari jenis daun yang sesuai karakter yang ditentukan, mereka juga aktif membantu orangtuanya memasak nasi demi mendapatkan air cucian beras sebagai bahan praktikum. Latihan kesabaran, keuletan, juga dilakukan ketika proses fermentasi berlangsung hingga tiba saatnya proses finishing pewarnaan tulang daun. Kesemua proses tersebut direkam dan diedit oleh mereka sendiri melalui aplikasi apapun yang mampu mereka jangkau dan kuasai. Hingga pekerjaan mereka tuntaskan maka laporan akhirpun dalam lembar kerja dapat mereka presentasikan dalam video berdurasi 2 menit.
Laporan tertulis mereka sampaikan dalam bentuk word disertai gambar terkait bukti fisik, sedangkan gambar laporan sebagai bahan diskusi di whatsapp grup mereka sampaikan dalam jamboard. Adanya jamboard ini lumayan mewakili papan tulis yang dibutuhkan ketika melakukan diskusi dikelas secara virtual walaupun kehadiran secara offline tak bisa tergantikan namun hal ini lumayan sangat membantu menghadirkan kemampuan mereka dan butuhnya rasa dihargai atas hasil kerja yang sudah dibuat oleh siswa. Narahubung atau coordinator kelas berinisiatif membuat jamboard mereka untuk keperluan kelasnya, pada akhirnya siswa menikmati panggung yang mereka buat untuk kepentingan mereka dan guru hanya sekedar menjadi wasit dan memfasilitasi terbentuknya atmosfer agar kelas tetap dalam kondisi dinamis, menyenangkan, terarah, namun tak keluar dari konsep materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Asesmen melalui kuis diberikan ketika siaran berlangsung, namun bila tak semua bisa menjangkau siswa maka tugas offline diberikan sebagai alternatifnya.
Menjelang akhir waktu siaran siswa dibimbing untuk merefleksi materi pembelajaran bersama guru. Closing statement dalam menutup pelajaran juga momen yang ditunggu siswa karena sebelum closing pasti akan diumumkan siapa siswa yang mendapat reward dan punishment. Rewards tak harus mahal tak juga harus bentuk barang. Pujian dan bonus nilai menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan. Narahubung kelas memiliki peran strategis salah satunya dalam pengumpulan bukti tugas dan coordinator kelas yang diberikan juga jembatan komunikasi diluar jam BDR.
Beberapa bukti tugas yang disampaikan bisa berupa foto kegiatan siswa yang ditampilkan melalui jamboard dan dibahas melalui whatsapp grup kelas, video presentasi kegiatan praktikum siswa ditampilkan melalui link youtube atau aplikasi pembuatan video apapun yang mereka mampu kuasai.
Ketika melakukan presentasi didepan kamera, mereka melakukan kolaborasi secara daring bersama teman satu kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Penilaian tak melulu dilihat dari hasil akhir, keterampilan membangun kerjasama dalam kelompok baik interpersonal maupun antar personal terlihat di proses ini, disamping konsep fermentasi mesofil pada pembuatan tulang daun pun tak kalah penting menjadi hal yang mereka harus taklukan. Terakhir adalah diskusi dan refleksi menggunakan media jamboard dan whatsapp grup untuk membahas rangkaian kegiatan yang mereka lalui selama proses praktikum fermentasi mesofil dalam
Di luar dugaan penulis, para siswa ternyata belajar mengorganisasi kelompoknya dan kelasnya dengan memposisikan diri dalam perannya masing-masing, seolah kami di kelas broadcast nyata. Dimulai dari peran narahubung, ketua kelas, sutradara, narator, pemain peran, penulis script,coordinator lapangan, setting, sampai editor dan penyunting, mengumpulkan dedaunan, mengenal macam-macam jenis karakter daun, mengeneralisasi informasi hal fermentasi mesofil untuk mebuat pertulangan daun dari berbagai sumber, menyimpulkan data dari berbagai fakta dan peristiwa hingga membuat laporan berdasarkan lembar kerja yang dibuat.
Proses kegiatan ini memaksa siswa berlatih untuk mengasah pemberdayaan dirinya seperti kemampuan mengorganisasi langkah kerja yang harus dibagi dalam kelompok, disamping mengeneralisasi benang merah praktikum fermentasi mesofil pada pembuatan tulang daun yang harus mereka kuasai. Merangkum sejumlah informasi dari berbagai literasi untuk di presentasikan lalu dikemas dalam bentuk video, memilah sejumlah rangkaian foto kegiatan praktikum sebagai bahan diskusi yang menampilkan karya mereka dalam jamboard melalui whatsappgrup dan membuat laporan praktikum berdasarkan lembar kerja yang diberikan. Dampak yang terjadi adalah peningkatan kompetensi praktikum fermentasi mesofil untuk membuat pertulangan daun dari rumah.
Materi ini sebenarnya tidaklah sulit karena hanya bermodal air cucian beras dan beberapa jenis daun, mereka sudah bisa melakukan praktikum ini. Siswa juga menjadi terlatih untuk membantu orangtuanya melakukan kegiatan mencuci beras karena mereka butuh airnya sebagai bahan praktikum. Beberapa siswa mencoba menggunakan air lain selain air cucian beras seperti air rendaman lumpur dan air got non sabun untuk mencari perbandingan hasil praktikum. Hal ini justru membuka wawasan baru bagi pembelajaran selanjutnya dalam materi yang sama, siswa lebih kaya menggali sumber fermentasi tak hanya satu spot saja yaitu air cucian beras. Tentunya memahami konsep fermentasi mesofil daun yang dilakukan oleh macam-macam organisme decomposer yang terdapat dalam air cucian beras, maupun larutan lain justru membangun rasa percaya diri siswa dan membuatnya lebih berdaya. Diatas semua itu yang paling menyentuh rasa adalah pembelajaran menjadi pengalaman nyata dan lebih bermakna karena apapun yang mereka lakukan kini bisa dilihat oleh public secara luas melalui kanal youtube mereka dan secara khusus dalam kelas bahkan diluar kelas pun bisa melihat karya mereka dalam jamboard yang mereka buat.