Artikel
Gonta-Ganti Kurikulum

Gonta-Ganti Kurikulum

Oleh Asip Suryadi
Widyaiswara BDK Jakarta

Kata “gonta-ganti” sering kali memiliki makna negatif. Menggambarkan kondisi dimana sesuatu yang belum lama atau belum selesai tapi sudah diganti dengan sesuatu yang baru, dan sesuatu yang baru tersebut tidak lebih baik dari sebelumnya. Kata lain yang dapat mewakilinya mungkin “mubadzir”. Sesuatu yang tak berguna, berlebihan, atau pemborosan.

Makna tersebut berlaku pada kalimat “gonta-ganti kurikulum”. Memberikan stereotip bahwa kurikulum baru tidak perlu, mubadzir, tidak berguna, pemborosan. Kalimat “gonta-ganti kurikulum” didompleng dengan selorohan-selorohan seperti “ganti menteri ganti kurikulum, kurikulum sama saja, projek” dan sejenisnya. Selain itu ada selorohan dari para guru “Pake kurikulum lama saja belum bisa, sudah ganti lagi. Ngerepotin”.  

Penulis termasuk yang pro ganti kurikulum. Rasanya perlu memberikan argumenetasi sederhana untuk mengubah kesan-kesan negatif terhadap perubahan kurikulum dan memberikan keyakinan bahwa perubahan kurikulum merukan ihtiar baik. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang menjadi ciri khas dari sebuah perubahan baik pada substansi maupun konteks ruang dan waktunya.

Penulis sering ditanya di forum “Mengapa kurikulum diubah?”.  Penulis balik bertanya kepada forum “Berapa kali Anda ganti HP selama 10 tahun?” Ada yang mengatakan 2 kali, ada yang mengatakan 3 kali. Bahkan ada yang lebih. Penulis melanjutkan pertanyaan “Mengapa Anda mengganti HP?” Jawabannya beragam. Ada yang “rusak”, “hilang”, “dipake anak” dan jawaban sejenisnya. Tapi banyak yang menjawab “tidak sesuai lagi dengan teknologi zaman sekarang”.  Telepon lama hanya bisa digunakan untuk teleponan dan SMS-an. Telepon sekarang bisa semua-muanya, mulai dari teleponan, videocall, video conference, online game, mengirim file, belanja, dan sebagai alat pintar untuk belajar maupun bekerja. Dengan smartphone anak-anak sekarang bisa mabar dengan temannya yang tempatnya entah dimana di penjuru bumi ini.

Apa yang bisa dilakukan orang sekarang kalau teleponnya masih ponsel CDMA atau GSM? Tertinggal, tidak bisa apa-apa, mati gaya, kelaut aje. Telepon yang dibutuhkan sekarang adalah smartphone minimal 4G. Bahkan di beberapa wilayah seperti Jabodetabek, Bandung, Batam, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Denpasar, dan Medan sudah menggunakan 5G. Seperti HP 3G, HP 4G akan hilang diganti dengan 5G.

Sederhananya, kurikulum pendidikan dapat diumpamakan dengan HP. Seperti HP, kurikulum bagus pada zamannya dan akan segera usang ketika zaman berubah. Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya bagus pada zamannya. Kurikulum Merdeka bagus untuk zaman ini dan akan usang beberapa tahun kedepan. Oleh karena itu perubahan kurikulum adalah keniscayaan.

Salah satu fungsi kurikulum adalah mengantarkan generasi muda ke masa depan. Dengan kata lain kurikulum harus mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan watak tertentu agar mereka dapat hidup di masa yang akan datang ketika mereka dewasa.

Bagaimana kehidupan 15 sampai 20 tahun kedepan? Prediksi kehidupan di sekitar tahun 2035 diantaranya semakin sempitnya ruang di bumi, semakin terbatasnya makanan dan air, makin buruknya kualitas lingkungan, bahaya perang nuklir, robot berperangkat AI (kecerdasan buatan) merebut pekerjaan dan mengendalian semua bidang secara otomatisasi. Selain itu bangsa-bangsa berlomba invasi ke planet lain. Di masa itulah anak-anak sekarang akan hidup sebagai orang dewasa.

Bangsa ini harus merumuskan kurikulum untuk mengantarkan anak-anak ke zaman tersebut. Lalu kurikulum seperti apa yang dapat membekali anak-anak kita sekarang ini? Apakah kurikulum yang berlaku dapat menjawabnya? Ketika kurikulum tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut maka sebuah keharusan dikembangkan menjadi kurikulum lebih visioner.

Itulah argumentasi sederhana perubahan kurikulum. Tentu banyak argumen lainnya yang lebih kompleks seperti argumenasi ekonomi, politik dan sosial budaya baik nasional maupun global. Semua menjadi argumentasi perubahan kurikulum. Dengan demikian gonta-ganti kurikulum tidak bermakna negatif melainkan keniscayaan (azura141023).