BELAJAR CERDAS NAMUN TUNTAS, E-LEARNING PENYUSUNAN RPP BAGI GURU MTs DI KAB. SANGGAU
Indonesia dan dunia dilanda penyakit yang disebabkan oleh makhluk tak kasad mata tapi sakti bernama virus Covid 19. Luar biasa dampaknya bagi sebagian besar warga dunia, tak terlepas Indonesia. Semua lini kehidupan berubah drastis, termasuk dunia pendidikan. mulailah dikenal istilah PJJ (pembelajaran jarak jauh). Walaupun Balai Diklat Keagamaan Jakarta tidak asing dengan pembelajaran jarak jauh yang sering disebut Diklat Jarak Jauh yang seluruh pembelajarannya berbasis online namun harus juga mengembangkan strategi baru untuk menyelenggarakan Diklat penganti Diklat regular dan diklat di tempat kerja.
Diklat untuk meningkatkan kompetensi guru biasanya ada yang dilaksanakan di kantor BDK Jakarta ada juga yang dilaksanakan di wilayah kabupaten atau kota di lingkungan kementerian Agama Propinsi Banten, DKI dan Jabar. Semasa berjangkitnya virus Covid tentu saja hal itu tidak bisa dilaksanakan. Maka BDK Jakarta melalui kebijakan Kepala Balai membuat skenario penyelenggaraan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi melalui e-learning
Kurikulum yang digunakan relatif sama dengan Diklat reguler atau Diklat Jarak Jauh, hanya waktunya yang berbeda. Diklat tatap muka dilaksanakan selama 6 hari dan DJJ Penyusunan RPP bisanya diselenggarakan selama 3 bulan, sedangkan e-Learning Penyusunan RPP hanya berlangsung 20 hari kerja. Terhintung mulai tanggal 8 sampai dengan 30 Juni. Dibuka oleh Kabid Penmad Kanwil Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Barat, Bapak H. Kamaludin, M.Pd bersamaan dengan e-learning lainnya.
Bagi widyaiswara tentunya hal ini merupakan pengalaman baru. Biasanya peserta yang mengikuti pembelajaran jarak jauh adalah orang yang sudah termotivasi secara internal untuk belajar dan sadar akan peningkatan dirinya untuk menjadi professional. Mereka mengikuti Diklat tanpa paksaan, dengan mendaftar sendiri untuk mengikuti Diklat. Sedangkan peserta e-learning adalah orang yang ditugaskan oleh Kanmenagnya untuk mengikuti Diklat, tentu saja motivasi internalnya agak berbeda. Perlu usaha yang cukup tinggi bagi Widyaiswara untuk menjadi motivator dan fasilitator yang ulung.
Belum lagi peserta e-learinng Penyusunan RPP di Kabupaten Sanggau yang berada di wilayah-wilayah pelosok yang sering terkendala signal, merupakan hambatan yang terjadi. Tentu saja butuh strategi bagi peserta untuk tetap eksis belajar dalam dunia maya. Walaupun sedang Work From Home, mereka datang ke madrasah untuk sekedar mendapatkan signal agar dapat mendownload materi, mengupload tugas dan mengerjakan kuis. Pengalaman belajar peserta pelatihan yang luar biasa.
Tidak mudah mengubah pola pikir dari sebagian guru dalam menyusun RPP. Kebiasaan mengopy paste sudah sering dilakukan dengan tujuan mempermudah menyusun sebagai bukti administrasi. Namun pada pelatihan ini peserta dilatih untuk sedikit demi sedikit membuat RPP made in sendiri dimulai memahamkan mereka tentang konsep perencanaan dan tujuan mereka membuat perencanaan. Kemudian diberikan pemahaman tentang standar proses sebagai dasar atau regulasi pengembangan RPP. Peserta juga diberi pengenalan tentang pembelajaran abad 21 yang harus terinternalisasi dalam perencanaan pembelajaran dan mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sesuai pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Materi tersebut dibelajarkan dalam kegiatan belajar 1 sampai dengan 7.
Materi-materi Penyusunan RPP harus dipahami dengan cepat agar dapat mengerjakan tugas dan mengupoloadnya dengan cepat pula. Dalam 2 sd 3 hari peserta sudah harus mengerjakan tugas dan mendapat nilai dari tutor agar bisa mengikuti pembelajaran berikutnya. Tentu saja pola belajar seperti ini tidak biasa dilakukan oleh guru, Namun dengan antusias dari peserta dan saling menyemangati antarpeserta pelatihan, sebagai strategi belajar bersama dan mengerjakan tugas bersama pula sehingga keberhasilan dapat diraih dengan tuntas.
Butuh energi yang besar dari tutor dan akademis untuk memotivasi peserta pelatihan penyusunan RPP melalui e-learning, karena selain melakukan pembelajaran melalui dunia maya, waktu belajar yang serasa kejar-kejaran dengan waktu, peserta juga sedang disibukkan dengan tupoksi yang lain pada saat yang bersamaan. Peserta diklat sedang mengolah nilai dengan ARD, sehingga peserta harus cerdas mengelola waktu pada saat melakukan pembelajaran. Bahkan karena kesibukan tersebut ada yang sampai tertinggal jauh, namun dengan semangat tinggi dan bantuan dari sesama peserta akhirnya semua peserta dapat mencapai KKM dan lulus dengan tepat waktu. Perjuangan yang tak mudah tentunya untuk mencapai keberhasilan. Dengan strategi yang cerdas, menjalin kebersamaan untuk saling membantu mencapai sukses bersama
Pembelajaran melalui e-learning yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Jakarta dengan berbagai diklat membutuhkan pelayanan prima dari tutor dan akademisnya untuk senantiasa memfasilitasi peserta agar mampu mengikuti pembelajaran dengan tepat waktu dan mampu meningkatkan kompetensinya untuk menuju professional. Walaupun ini adalah pengalaman pertama bagi widyaiswara dan peserta mengikuti pelatihan pola baru pembelajaran melalui e-learning, sebaiknya perlu ditumbuhkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran sehingga mempermudah peserta pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya