Artikel
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ERA DIGITAL DAN TANTANGAN INDONESIA MENGHADAPI DINAMIKA PERADABAN MILENIUM SEBAGAI ERA ROBOTIC

TEKNOLOGI PENDIDIKAN ERA DIGITAL DAN TANTANGAN INDONESIA MENGHADAPI DINAMIKA PERADABAN MILENIUM SEBAGAI ERA ROBOTIC

DAMPAK PANDEMIK TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN SAAT INI.
Kita saat ini masuk kepada era revolusi industry 4.0,era serba digital dalam segala hal,mulai dari urusan dapur sampai urusan pendidikan dan pelayanan dalam segala hal,di bidang transformasi yang serba online,tidak ada lagi yang dinamakan susah dan sulit semua teknologi menawarkan fasilitas yang serba mudah dan memungkinkan. Begitu juga penulis kedudukan sebagai narasumber,sebagai fasilitator dan sebagai penulis,dimudahkan dengan hadirnya teknologi, juga sebagai arsiteknya di bidang pendidikan harus cepat beradaptasi dan cepat menguasai ilmu pengetahuan yang sudah berubah situasi dan kondisinya, widyaiswara tidak lagi menunggu jadwal mengajar secara klasikal tapi di tuntut untuk lebih pro aktif dalam beraktifitas dan berperan,harus mampu merubah mindset,pola pikiran kita yang klasik menjadi digital. Misalnya tahun tahun sebelumnya widyaiswara keahliannya dalam mentransfer sikap ,pengetahuan dan keahlian di kelas secara klasikal,bertatap muka secara langsung dengan para peserta,menyampaikan materi dalam bentuk slide ,bisa bersalaman secara langsung,bertanya secara langsung dan memberikan senyuman dan tawa serta canda secara alami,jangan harap kondisi seperti ini akan bertahan lama dan berlangsung lama,karena peralihan kebisaaan sudah beralih secara nyata ,dimana alat berinteraksi dan berkomunikasi antar individu dan antar kelompok sudah dengan menggunakan sebuah alat super canggih dengan menggunakan handphone,menggunakan gadget,menggunakan laptop dan peralatan lainnya yg serba canggih dan terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global.

Dengan adanya kecanggihan teknologi di bidang segala hal telah merubah sistem dan pola berkomunikasi antar manusia hanya dengan mengklik nomor handphone dimana lawan bicara kita yang bisa saja dekat ataupun jauh dapat dihubungi dengan begitu mudahnya dan berkomunikasi dengan suara yang jelas. Perkembangan alat komunikasi yang begitu anggih dan cepat telah merubah sistem dalam proses pengajaran di dunia pendiidkan. Proses pembelajaran sudah tidak lagi di dominasi dengan pertemuan secara langsung,tapi sudah bisa berkomunikasi bertatap muka secara langsung dengan menggunakan sebuah media teknologi dengan pemanfaatan aplikasi virtual meeting,komunikasi antara tutor dan peserta sudah tidak lagi di kelas, tapi di dunia maya, dunia maya adalah dunia yang aktifitasnya dengan menggunakan serba onlinedan serba internet. Kita saat ini dipaksakan untuk beralih kebisaaan dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya pandemik menyebarnya virus covid -19 yang menyebar ke penjuru dunia, menyebar begitu cepat dan dahsyat mengguncang dunia dalam waktu yang singkat. Kejadian ini memaksakan seluruh umat manusia untuk tidak beraktifitas alias lockdown. Saat itu secara psikologi seluruh Negara sangat menegangkan karena hadirnya virus yang mematikan yang muncul dari Negara cina,wuhan. Kondisi dunia terasa mati, tidak ada aktifitas,mulai dari kegiatan di urusaan makan sampai urusan kepemerintahan,urusan pendidikan ,urusan perjalanan darat laut an udara semuanya berhenti, umat manusia menahan diri untuk keluar rumah dan berdiam diri di dalam rumah selama beberapa bulan di tahun 2020 ini. Sungguh sangat menegangkan dan sangat menyedihkan kondisi saat itu sebelum pemerintah memberlakukan new normal kepada seluruh wilayah Indonesia mulai dari sabang sampai merauke.

Kita tidak bisa berdiam diri dalam menghadapi kondisi ini,kita harus beradaptasi cepat dan menyesuaikan dengan peradaban baru yang begitu dahsyat. Ledakan teknologi yang hadir di muka bumi ini untuk memberikan kemudahan dalam segala hal. Kita saat ini suka tidak suka harus menerima kenyataan,dan kita tidak bisa menghindar dengan adanya perubahan yang merubah dan sistem di bidang pengajaran. Penulis adalah berprofesi sebagai pendidik dan pelatih para guru pegawai negeri yang sudah cukup lama menggelutinya, saat ini kegiatan yang kami lakukan sudah berubah dari cara klasikal menjadi digital,pertemuan di kelas sudah berubah dengan menggunakan virtual meeting. Perubahan saat ini sistem rapat dan sistem pembelajaran serta sistem-sistem lainnya telah berupaya untuk menggunakan teknologi online.

Dunia klasikal telah beralih pada dunia virtual, aplikasi zoom virtual meeting yang heboh digunakan untuk berbagai pertemuan untuk kepentingan rapat,seminar,dan pengajaran telah di buru dan di manfaatkan untuk upaya tetap eksis dalam beraktifitas bertatap muka tanpa kita harus bertemu secara langsung dan tidak saling bersentuhan. Mulai dari anak – anak ,ibu rumah tangga,para pekerja baik di pabrik pabrik maupun di perkantoran ,serta pertemuan kenegaraan dan aktifitas perkuliahan,para widyaiswara dan para guru,para pebisnis yang biasanya bertransaksi secara langsung, maka sekarang sudah berubah sistem pola penawarannya. Di bidang pendidikan dalam proses pengajaran di kelas semuanya sudah beralih dengan menggunakan pertemuan secara virtual meeting.

VIRTUAL MEETING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ERA INDUSTRI 4.0
Saat ini kita di Indonesia dan beberapa Negara berkembang lainnya masuk pada peradaban era revolusi industry 4.0, dimana era tersebut telah menggantikan sarana dan prasarana yang nota bene berbasis internet. Dalam dunia pendidikan ,khususnya pada dunia pelatihan di lingkungan kementerian agama,para personil jajaran di kementerian agama telah merubah sistem berkomunikasi dan bertatap muka dengan menggunakan sebuah aplikasi yang berbasis berbasis online. Misalnya saja contoh yang sedang penulis alami adalah awal bulan april tahun 2020,mendapatkan tugas sebagai narasumber untuk memberikan materi kepada para guru di wilayah kabupatan mempawah dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting. Apliasi zoom virtual meeting ini sungguh luar bisaa,salah satu aplikasi yang mengajak kepada penggunanya bisa bertatap muka secara bersamaan pada forum pelatihan secara online. Tutor sendiri posisi di Jakarta dan para pesertanya sejumlah empat puluh orang berada di wilayah kabupaten mempawah,Kalimantan barat, dapat bertatap muka,saling berdiskusi dan saling menyapa pada chanel yang sama, seperti layaknya di sebuah ruangan kelas yang sama.Aplikasi ini membuat sistem pengajaran di balai diklat keagamaan menjadi berubah dari pelatihan secara klasikal menjadi virtual.

Awal perdana tayang memang dari kami masih awam dalam menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut,begitu juga dari para peserta yang merupakan para guru gabungan dari kemendikbud dan kementerian agama. Proses pelatihan antar tutor dan para peserta yang tidak biasanya di lakukan dengan virtual meeting,dan saat sekarang masih menggunakan dan memanfaatkan pertemuan secara online,terasa banyak manfaat dan kemudahan yang ditemukan oleh penulis dan para guru yang sedang mengikuti program pelatihan model model pembelajaran melalui e-learning berjalan lancar dan justru para pesertanya sangat antusias dan sangat kreatif,ditunjukan dengan terbangunnya kebersamaan diantara peserta dengan saling menyapa dalam virtual meeting. Dengan hadirnya aplikasi zoom dan beberapa aplikasi lainnya yang sekarang adalah google telah berhasil menggantikan aplikasi google hang-out menjadi google meet, dimana aplikasi tersebut hampir sama dalam penggunaannya.Balai diklat keagamaan Jakarta sudah sekitar delapan tahun telah memfaatkan pembelajaran secara online,seperti memberikan materinya berupa bahan ajar dan slide juga video yang yang serba berbasis eletronik dan tersimpan pada web learning manajemen sistem atau LMS nya balai diklat keagamaan Jakarta,dan saat program pelatihan resmi berjalan,panitia,tutor dan para peserta berkomunikasi dengan menggunakan internet.

Pemanfaatan aplikasi zoom virtual meeting yang di gunakan dalam pelatihan di lingkungan balai diklat keagamaan khususnya Jakarta,telah berhasil dan sudah akan terselenggara pada kelombang yang kedua, awal agustus tahun 2020 dengan dukungan dari jajaran pejabat struktural yang handal dan para tutor serta para staf administrasi dalam mengelola pelatihan berbasis e-learning,tantangan yang berat adalah menghadapi signal para peserta yang jauh dari perkotaan yang sangat berpengaruh pada kondisi signal yang lemah,hal ini sangat mengganggu proses pembelajaran secara online. Dampaknya pada para peserta ada yang tertinggal materi dan informasi dari tutornya,sehingga akan berpengaruh pada output yang diharapkan sukses seratus persen. Dari hasil pembelajaran pelatihan secara e-learning di lingkungan balai diklat keagamaan Jakarta berdasarkan data yang di pantau oleh panitia output peserta diperkirakan sekitar diatas Sembilan puluh lima persen tingkat kelulusannya dengan hasil sangat memuaskan.

Berita yang sangat mengembirakan ini membuat jajaran pejabat di lingkungan balai diklat bekerja dengan lebih professional dan lebih bersemangat serta bekerja dengan perencanaan yang matang. Tidak menutup kemungkinan pelatihan pelatihan selanjutnya semuanya berbasis online,ini terjadi karena era revolusi indistri 4.0 memacu untuk meningkatkan kemudahan dan jangkauan yang lebih luas dan efektif serta dengan anggaran yang terjangkau. Dan ini merupakan penghematan yang luar bisaa dana yang lebih tersebut bisa di gunakan untuk penambahan kegiatan pelatihan yang lebih banyak lagi dan sangat jauh sekali bila di bandingkan penggunaan anggaran untuk membiayai pelatihan secara klasaik. Pelatihan klasik untuk tahun kedepan akan menjadi sebuah program yang aneh bila masih di konsumsi oleh balai diklat keagamaan Jakarta,karena eranya sudah berubah dan harus berubah untuk memprogramkan seluruh kegiatannya secara online dan virtual meeting.

MIGRASI GENERASI KLASIKAL MENUJU PERADABAN MILENIUM.
Pada tanggal 29 November 2019 Komite Tetap bertindak atas nama Majelis di uni Europa melaporkan bahwa Komite Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Media seperti yang dilaporkan oleh Tuan Constantinos Efstathiou. Ada dua belas hal perlu kita pahami dan persiapkan bersama dalam menghadapi era globalisasi revolusi industry 4.0 sebagai berikut:

  1. Abad ke-21 membutuhkan sistem pendidikan yang berbasis keterampilan dan kompetensi berbasis kompetensi globalisasi, lebih kreativitas, memiliki pemikiran yang kritis, mampu kolaborasi dan komunikasi dengan komunitasnya, dan dapat menanggapi tuntutan Eropa untuk berinovasi pada bidang ekonomi bertaraf dunia, mempu mengatasi pertumbuhan ekonomi globalisasi dan cepat beradaptasi dengan pasar dunia tenaga kerja yang sangat kompetitif, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pada tingkat internasional.
  2. Dengan hadirnya Teknologi digital berbasis revolusi industry 4.0 maka memberiakn keuntungan banyak dan menawarkan banyak peluang yang kita akan dapatkan pada dunia tanpa batas yang belum pernah ada sebelumnya, memperkaya, dan dengan hadirnya banyak fasilitas aplikasi yang tercipta mengubah dunia pada sistem manajemen,sistem pembelajaran dan sistem multi media yang dapat menunjang perubahan sistem pendidikan yang klasik menjadi sebuah pembelajaran berbasis online dengan sistem pola pembelajaran e-learning dan virtual meeting, dan ini merupakan tantangan super baru dalam kancah di dunia pendidikan yang untuk memenuhi tantangan baru ini. Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah alat utama untuk memfasilitasi akses yang adil dan inklusif ke pendidikan, menjembatani perbedaan pembelajaran, membuka perspektif baru bagi guru dan untuk profesinya, meningkatkan kualitas dan makna pembelajaran, dan meningkatkan administrasi pendidikan dan tata kelola.
  3. Diluar dugaan bahwa menurut Majelis di uni eropa bahwa sistem pendidikan di seluruh Eropa mengalami keterlambatan dalam proses beradaptasi dengan situasi dan kondisi globalisasi dengan banyaknya hal-hal baru dalam dinamika pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat seiring perkembangan peradaban manusia yang sudah berubah baik dalam pola gaya hidup dan pemanfaatan teknologi yang serba online dan terakses pada antar sistem baik secara lokal,nasional maupun secara global. Menurut laporan Majlis masyarakat Europe bahwa , diperkirakan sekitar 44% orang dewasa di negara-negara anggota Uni Eropa (UE) keterampilan digital yang dimiliki masyarakat uni Europa belum memadai dan hampir 20% masyarakat uni Europa keterampilan digital dikatakan masih awam.Dalam menghadapi persaingan global maka mualai saat ini siswa-siswa di sekolah dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran berbasis digital dan jumlahnya sekitar 20% sampai dengan 25% dan diajarkan oleh para gurunya dengan menggunakan teknologi pembelajaran di kelas. Kegelisahan para petinggi dewan eropa terhadap Kesenjangan harus cepat diatasi dan bila tidak cepat diatasi akan menjadi masalah baru dan bahkan akan lebih luas merambah ke wilayah Dewan Eropa yang lebih besar lagi.
  4. Penduduk asli digital adalah para Milenial yang berjumlah sekitar 50% hingga 80% yang didominasi oleh anak-anak sekolah merupaka generasi Y, tidak lagi menggunakan buku teks digital, perangkat pembelajaran berbasis lunak, atau game yang berkonten pembelajaran di sekolah. Meskipun demikian mereka sangat mahir dalam pemanfaatan dan penggunaan sarana pembelajaran yang berteknologi tinggi dan aplikasi media sosial yang sudah digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan dunia luar secara local maupun secara global, dan pada umumnya mereka para siswa-siswi ini sudah tidak perlu lagi belajar secara sistematis, karena pada umumnya merekas sudah sangat familiar dengan peralatan canggih ini dan menggunakan TIK ini sudah menjadi hal makan keseharian pada lingkungan akademik dimana mereka menimba ilmu.
  5. Proyek Pendidikan di europa yaitu menyiapkan sumber daya manusianya dimulai dari zona sekolah, harapannya dapat dukungan secara finansial untuk menyiapkan sarana dan prasarana teknologi yang berbasis digital dan berteknologi tinggi, proyek ini dipastikan sebagai persiapan dari sisi sdm yang dipersiapkan mampu bersaing secara global dan untuk memastikan bahwa pada tahun 2025 semua sekolah di Uni Eropa terakses secara pasti dengan jaringan broadband berkapasitas tinggi, dan harapan ini dapat dukungan sepenuhnya secara keuangan dari kepemerintahan Europa dan para petingginya. Anggota Dewan Eropa menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari sumber daya dan struktur pendukung yang serupa. Majelis Parlemen prihatin bahwa kesenjangan yang substansial seperti itu berisiko terciptanya kesenjangan sosial baru di dalam dan di antara negara-negara Eropa sekitarnya.
  6. Di Eropa sudah banyak Negara yang menginvestasikan dananya untuk menyiapkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi di setiap sekolah di Europa secara pasti. Majelis mengingatkan, bagaimanapun, bahwa investasi teknologi yang dilakukan tanpa mengintegrasikan TIK secara bermakna ke dalam proses belajar mengajar tidak akan menghasilkan transformasi yang diinginkan dalam pendidikan. Pergeseran paradigma utama diperlukan untuk memfokuskan kembali pendidikan dari transmisi pengetahuan ke penciptaan pengetahuan dan dari proses pengajaran guru ke proses belajar siswa. Pergeseran paradigma ini harus disertai dengan tujuan strategis yang didefinisikan dengan baik; peningkatan otonomi sekolah dan guru; pengenalan bentuk-bentuk pembelajaran hibrid baru di mana ruang belajar seluler, digital, virtual, sosial dan fisik bergabung; dan reformasi substansial dalam penilaian siswa.
  7. Dalam proses ini, kaum muda perlu dilengkapi dengan keterampilan dan kompetensi yang tepat untuk menjadi aktor yang efisien dan bertanggung jawab di dunia yang semakin digital. Majelis memuji lembaga-lembaga Uni Eropa untuk pekerjaan mereka dalam domain ini, dan khususnya untuk adopsi Rencana Aksi Pendidikan Digital Komisi Eropa pada tahun 2018 dan karena telah menyusun Kerangka Kerja Kompetensi Digital yang komprehensif untuk Warga dan Pendidik, yang bersama-sama menawarkan Model referensi-kedalaman untuk secara sistematis mempromosikan kompetensi digital.
  8. Penguasaan keterampilan digital harus dimulai dari usia paling awal dan berlanjut sepanjang hidup. Belajar tentang robot, coding, cybersecurity, blockchain dan kecerdasan buatan akan membentuk tulang punggung skema pendidikan dan pelatihan di masa depan. Pembelajaran aktif berbasis masalah yang mencakup berbagai bidang studi akan menguntungkan kreativitas dan inovasi. Majelis menekankan urgensi untuk menetapkan tingkat minimum kompetensi digital yang harus diperoleh siswa selama studi mereka dan kriteria untuk menilai mereka. Dalam hal ini, Majelis memuji Pedoman Dewan Eropa untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak di lingkungan digital, yang memberikan panduan komprehensif di bidang ini, terutama mengenai promosi dan pengembangan literasi digital, termasuk literasi di media. dan informasi, dan pendidikan kewarganegaraan digital.
  9. Majelis menyesalkan bahwa, sementara bagian yang sama antara wanita muda dan pria muda merasa cukup terampil untuk menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari mereka, masih ada kesenjangan gender yang cukup besar dalam hal keterwakilan perempuan muda dalam TIK dan sains, teknologi, studi teknik dan matematika (STEM) dan karir. Majelis mengingat Resolusi 2235 (2018) “Memberdayakan perempuan dalam ekonomi”, yang menekankan bahwa upaya yang lebih besar harus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh anak perempuan, dan memotivasi perempuan muda untuk mengejar profesi teknis, yang terakhir diperlukan untuk melepaskan potensi digital Eropa dan memastikan bahwa perempuan mengambil bagian yang sama dalam membentuk dunia digital.
  10. Transformasi digital menciptakan banyak tantangan untuk keamanan online dan kebersihan dunia maya. Penduduk asli digital sangat rentan terhadap berbagai bahaya; mereka terekspos khususnya tetapi tidak secara eksklusif, terhadap risiko bahaya dari eksploitasi dan pelecehan seksual, penindasan dan pelecehan dunia maya, indoktrinasi, ancaman keamanan siber, dan penipuan. Mereka perlu dilatih dalam pemikiran kritis dan literasi media. Adalah peran sistem pendidikan, media, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membantu mereka menjadi warga digital yang kompeten dan bertanggung jawab baik dalam ekonomi digital maupun masyarakat digital. Dalam konteks ini, Majelis membayar upeti kepada proyek Pendidikan Warga Digital Digital Dewan Eropa, yang memberikan kompetensi yang membantu penduduk asli digital untuk terlibat secara positif dan kritis dalam lingkungan digital.
  11. Majelis sadar bahwa penggunaan berlebihan peralatan TIK dapat menyebabkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan, termasuk kurang tidur, gaya hidup dan kecanduan yang menetap. Oleh karena itu sangat penting, dalam desain kurikulum, untuk menyeimbangkan penggunaan ruang kelas sehari-hari dari peralatan teknologi dan TIK dengan latihan fisik dan pelatihan yang memadai. Ini juga penting dalam pendekatan yang berfokus pada peserta didik untuk pendidikan untuk mendorong kerja tiem, kontak pribadi antara siswa dan guru, dan untuk memprioritaskan kesejahteraan dan perkembangan anak-anak dan remaja yang sehat.
  12. Agar transformasi pendidikan dapat berhasil, guru, pendidik, dan pemimpin sekolah perlu dibantu dan dilatih dengan baik. Pelatihan mereka harus dilakukan pada dua tingkatan: pelatihan dalam TIK, sehingga keterampilan digital dapat ditransmisikan kepada siswa secara efektif, dan pelatihan dalam integrasi TIK ke dalam metode pengajaran sehingga teknologi digital tidak hanya menjadi tujuan tetapi juga vektor pengajaran di seluruh semua mata pelajaran. Pemerintah harus menemukan cara untuk melakukan investasi yang tepat dan berkelanjutan baik dalam pelatihan guru awal dan pengembangan dalam jabatan. Guru yang kompeten, percaya diri secara digital dan termotivasi dalam lingkungan yang mendukung reformasi adalah penjamin terbaik dari lingkungan belajar yang inovatif dan menarik. Untuk ini, guru harus dilibatkan secara efektif dalam desain dan pengembangan kurikulum dan mereka harus diberdayakan untuk menikmati otonomi untuk memilih dan beragam metode pengajaran, pendekatan pedagogis, pemilihan bahan ajar dan metode evaluasi.

DILEMA PENDIDIKAN DUNIA DI ERA DIGITAL.
Kepala Ekonom WCC Christos Cabolis memberikan arahan bahwa awal tahun akademik untuk sebagian besar belahan bumi utara saatnya untuk mengambil sebuah keputusan mengambil sebuah mata pelajaran yang berkaitan dengan dunia kerja berbasis ketrampilan tingkat tinggi terkait dengan teknologi dan digital. Dengan menjamurnya dinamika teknologi yang berbasis digital memaksakan dan merubah pangsa pasar bursa tenaga kerja menjadi baik dan cepat dalam hal pekerjaan tradisional maupun pekerjaan baru yang tersedia.Disiplin STEM: sains, teknologi, teknik, dan matematika memastikan pangsa bursa tenaga kerja untuk mampu beradaptasi dengan dinamika kebutuhan umat manusia yang serba canggih dan serba modern . Ilmu yang sangat membantu salah satunya adalah Jurusan 'Techies,' yaitu sebuah disiplin ilmu yang sangat diperlukan saat ini untuk mengelola dan memperluas ekonomi digital, begitu argumennya dan menyatakan bahwa ekonomi digital akan sangat membutuhkan kolaborasi 'Techies' dengan jurusan humaniora.

Darmawan Wawan, Winarti Murdiyah dalam Seminar Nasional mengkaji apakah Humaniora di era globalisasi masih relevan ? yang disampaikan di seminar terbuka di Universitas Pendidikan Indonesia di Jakarta dan Wallerstein dikutip  pendapat dari  Gardner(2000:528) bahwa globalisasi  telah menempatkan sebagian besar masyarakat Indonesia, bersama dengan negara-negara berkembang lainnya di Afrika, ke dalam posisi periphery. Menyatakan bahwa Negara-negara industri baru seperti Korea, Taiwan, Singapura dan Brazil sebagaisemi-periphery. Sementara itu negara-negara di Eropa, Amerika, dan Jepang (di Asia) menjadi negara-negara inti yang miskin dari segi sumber daya alam tapi kuat dari segi sumber daya manusia telah mampu menghadapi era globalisasi. Derasnya arus globalisasi dan kuatnya kebutuhan manusia secara fisik, beberapa negara inti mulai mengendorkan peran humaniora dalam kehidupan masyarakat.Hal ini terasa dengan hadirnya pasilitas tatap muka digantikan dengan pertemuan virtual meeting,dampak dari virual meeting dapat menurunkan minat umat manusia untuk bertemu dan bersosialisasi secara langsung, perubahan sikap dan kebisaaan ini dapat menurunkan peran humaniora dalam kehidupan peradaban manusia pada era globalisasi yang cenderung memanfaatkan kemudahan untuk berselancar di dunia maya secara online dan virtual meeting yang dari sisi humaniora telah menggeser nilai nilai budaya klasik dan berubah menjadi peradaban berbasis teknologi digital dan masukk pada era robotic.

DAMPAK GELOMBANG GLOBALISASI TERHADAP TATANAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.
Kita sadari bahwa pengaruh globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan umat manusia mendapatkan banyak manfaatnya,terkait pada bidang kesehatan, trasfortasi,pendidikan,komunikasi dan informasi serta bidang bidang lainnya yang merubah segalanya dengan hadirnya internet yang menghubungkan perangkat-perangkat kerja dan teknologi yang canggih dan menggerakkannya cukup dengan mengklik tombol perintah,maka apa yang kita inginkan dan harapkan dalam pekerjaan kita sehari hari dapat dikerjakan dengan mudahnya dan banyak menyimpan energy manusia secara fisik. contoh lainnya yang hal nggak mungkin daulu jaman klasik seperti kita melakukan absen mulai dari tanda tangan secara manual,sampai dengan mesin absen dengan sidik jari dan sekarang dapat di lakukan dengan di rumah saja absen dengan terkoneksi aplikasi ke sistem manajemen kantor dimana kita bekerja dan ,kitapun bisa bekerja di rumah saja, tanpa kita hadir ke kantor, dan kita bisa melakukannya dengan begitu mudah dan diluar nalar manusia.Dampak yang sangat mengkhawatirkan pada bangsa dan Negara Indonesia adalah semakin terbukanya pergaualan dan komunikasi dengan dunia luar,sudah tidak ada lagi pembatas dan filter di antara umat manusia,semuanya sudah menyatu dan ini dampatnya sangat riskan pada ketahanan dan keamanan bangsa dan Negara Indonesia yang dengan mudahnya akan mengikis budaya Indonesia dan nilai nilai luhur bangsa Indonesia. Idealisme terhadap kewarganegaraan Indonesia terancam semakin menurun dan bisa jadi akan timbulnya dekadensi moral pada tatanan generasi bangsa Indonesia yang sudah menuju pada generasi milenium yang condong pada kepentingan masing masing individu secara emosional.Perlunya sedini mungkin untuk memberikan pembekalan pada generasi muda bangsa Indonesia untuk lebih cinta pada Negara dan budaya Indonesia dengan cara memberikan pelatihan dan seminar dalm dunia pendidikan mulai dari level dasar sampai perguruan tinggi.

Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan menanamkan nilai nilai asli budaya Indonesia dengan memilih duta duta budaya pada para pemuda pemudi di setiap kegiatan pendidikan dan perlu adanya dukungan sepenuhnya dari berbagai kalangan jajaran kenegaraan dan pendidik serta para tokoh budayawan dan para tokoh agama mulai dari sabang sampai merauke. Perlunya penanaman karakter dan nilai nilai kewarganegaraan Indonesia pada semua warga Negara Indonesia,sehingga di era globalisasi mental kita sudah tertanam dan terbentuk karakter yang mendarah daging sebagai warga Negara Indonesia yang siap membangun bangsa Indonesia dan siap mempertahankan keamanan dan pertahan Indonesia secara secara kuat dan bertanggungjawab untuk selamanya mempertahankan samapai titik darah terakhir untuk Indonesia.

Darmawan Wawan, Winarti Murdiyah dalam Seminar Nasional di univeristas pendidikan Indonesia telah mengkaji tentang pertumbuhan nilai-nilai kemanusian atau karakter bangsa Indonesia di era globalisasi sekarang ini sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan kebijakan pendidikan yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia, lembaga pendidikan yang ada harus mengembangkan “pendidikan karakter dan revolusi mental”. Persoalan krisis moral (krisis kemanusiaan) itu antara lain peredaran narkoba, kekerasan, pencurian, perampokan, kejahatan seksual (lihat kasus terbaru terhadap prostitusi online), perkelahian massa (antar para pelajar, pemuda antara kampung/desa ) sudah meraja lela merambah pada segala aspek kehidupan warga Negara Indonesia mulai dari usia anak dini,remaja,dewasa bahkan sampai pada kaum orang tua dan manula. Kondisi ini harus secepatnya di tanggulang dan diperbaiki secara berkesinambungan,dan harus melibatkan para praktisi di bidang pembinaan mental dan karakter,dan melibatkan para tokoh agama yang kompeten dan berkeinginan untuk membantu bangsa dan umat secara hakiki.

PERADABAN ERA ROBOTIC DAN SMART FACTORIES.
Pada tahun 2018 ,Indonesia kedatangan dari negara cina memperkenalkan teknologi artificial intelligence atau teknologi sensor yang bisa menirukan motorik manusia dari PT Robotic Explorer disambut dengan baik oleh Menteri Kominfo Rudiantara.

Beliau menyatakan bahwa salah satu yang terpenting agar Indonesia bisa beradaptasi dengan baik di industri 4.0, ialah menyiapkan sumber daya manusia,dan saat ini SDM Indonesia belum maksimal dari sisi penguasaan teknologi. Oleh karena itu, melalui PT Robotic Explorer, Rudiantara ingin bekerjasama mendirikan sekolah robotik, agar SDM Indonesia memiliki daya saing dengan maju lainnya.
Proses revolusioner dilakukan oleh umat manusia yang terjadi secara berurut dimulai dengan penemuan mesin uap , penciptaan transportasi kereta api telah memulai Revolusi Industri pertama. Penemuan listrik pada jalur produksi mengantarkan manusia ke generasi kedua. Fasilitas produksi, dilengkapi dengan kemungkinan produksi massal dan serial, memberikan akselerasi besar-besaran ke industrialisasi. Revolusi industri ketiga, dari tahun 1960 hingga akhir abad ke-20, menyatukan komputer dan lokasi pabrik.

Penggunaan material semi konduktif, komputer pribadi, dan internet adalah produk yang sangat penting di era generasi revolusi industry 4.0 .Teknologi terbaru dan perkembangannya, berkat revolusi industri ketiga, menampilkan kenyataan bagi kami, ada revolusi industri baru. Seperti yang dinamai revolusi industri keempat, era ini adalah masa internet seluler, serta sensor kecil, mudah diakses, dan mahir, kecerdasan buatan, mesin pintar dan pembelajaran, data besar, manufaktur aditif, bioteknologi, nanoteknologi, dan robot. Revolusi 4.0 Industri asal-usulnya terletak di Jerman, 2011 dan bernama Industrie 4.0, revolusi ini membawa kita ke pabrik-pabrik pintar dan sistem pintar yang bekerja dengan menggunakan akses internet untuk menghubungkan antar sistem antara robot dan pabrik serta operator,semuanya bekerja secara sistematis dan outomatis dan terintegrasi dengan aplikasi berbasis digital.

Pengertian Smart manufacturing menurut wikipedia adalah kategori luas dari manufaktur yang menggunakan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer, tingkat adaptasi yang tinggi dan perubahan desain yang cepat, teknologi informasi digital, dan pelatihan tenaga kerja teknis yang lebih fleksibel.1)Sasaran lain terkadang mencakup perubahan cepat dalam tingkat produksi berdasarkan permintaan, 2) optimalisasi rantai pasokan, 2) produksi yang efisien dan daur ulang. 3) Dalam konsep ini, pabrik pintar memiliki sistem yang dapat dioperasikan, pemodelan dan simulasi dinamis multi-skala, otomatisasi cerdas, keamanan cyber yang kuat, dan sensor jaringan.
Menurut para ahli di berbagai bidang, bahwa manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan untuk belajar dengan mengamati orang lain dan berinteraksi antar manusia , memiliki budaya. Kevin Laland dan Will Hoppitt mengatakan bahwa sebuah “ Budaya didasarkan pada informasi yang dipelajari dan ditransmisikan secara sosial.” Kemajuan teknologi memungkinkan robot untuk bergabung dengan makhluk yang namanya manusia dengan kemampuan untuk belajar bersosialisasi dengan manusia sebenarnya pada masyarakat sosial yang berbudaya dan memiliki nilai -nilai kehidupan dan aturan bermasyarakat yang tentu sangat beragam dan berbeda beda dari setiap tatanan kehidupan bermasyarakat yang sangat majemuk dan heterogen.

Pada 2017, seorang spesialis dalam robotika dan ilmu komputer di CSAIL, mengembangkan sistem yang disebut C-LEARN ,dimana robot diprogram dengan basis pengetahuan yang memungkinkan berinteraksi dengan objek yang berbeda. Basis pengetahuan ini membantunya menavigasi melalui keterbatasan lingkungannya, seperti kebutuhan untuk memutar kenop untuk membuka pintu. Dan begitu robot tahu bagaimana berinteraksi secara fisik dengan objek, ia dapat mulai mempelajari tugas yang lebih kompleks,belajar untuk berinteraksi dengan manusia sekitarnya.

MEMPROGRAM ROBOTIC KE DALAM KURIKULUM SEKOLAH MADRASAH.
Untuk mengikuti dan mengimbangi persaingan global dalam bidang robotic saatnya di sekolah unggulan di Indonesia memasukan dan memilih Kurikulum Robotika yang Tepat untuk Sekolahnya. Kurikulum sekolah dengan mata pelajaran “Pengantar Robotika” adalah upaya untuk menstimulus para siswa Indonesia mengeksplorasi teknologi dan robotika, dengan memberikan pengetahuan dan membangun pemahaman yang mendalam tentang robotika dunia nyata, dan pengantar pemrograman “gaya tradisional”, bisa diterapkan pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah, dan Universitas.Kurikulum Robotics dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan siswa dan menumbuhkan semangat berkelanjutan untuk robotika, pemrograman, dan pendidikan STEM.

Di Amerika Serikat, sekolah sebagian besar dipandang sangat berperan dalam menentukan masa depan para siswanya, di mana siswa semakin progresif mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depannya setelah lepas dari pendidikan dan dapat berkarya dan menjadi orang Sukses dan menjadi orang yang produktif bagi dirinya dan tempat kerjanya di mana dia bekerja dan berkarya. Pada sekolah menengah di amerika diberi tantangan dalam menghadapi persaingan Abad 21.Dan para siswa-siswi belajar ilmu teknologi, ilmu teknik dan ilmu matematika (STEM) di luar batas mandat pemerintah federal Tes.

Di sekolah Negara Virginia mengharuskan sekolah menengah untuk menawarkan kelas sains dan matematika inti tetapi bukan mendalami teknologi atau kelas teknik. Kurikulum kelas NXT Robotics pilihan mencakup semua aspek pendidikan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Bagaimana sikap dan minat siswa sekolah terhadap sains ? Dalam upaya meningkatkan kreativitas sains langsung untuk siswa sekolah menengah, pedesaan Divisi sekolah menerapkan kelas NXT Robotics pilihan untuk siswa di kelas 9 hingga 12 di Departemen Pendidikan Karir dan Teknis. Siswa memasukkan sains, teknologi, pelajaran teknik dan matematika ke dalam jadwal harian mereka melalui kelas ini. Pelajaran ini menggunakan pendekatan penelitian survei dan membandingkan sikap dan minat dalam ilmu siswa yang menyelesaikan kelas pilihan NXT Robotics khusus dibandingkan siswa yang tidak mengambil NXT Robotics elektif. Selain itu, analisis literatur dilakukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut afiliasi dari efek pengujian berisiko tinggi di sekolah. Sastra yang terkait dengan kelas robotika elektif SMA selama satu semester menggabungkan Robot Mindstorm NXT ke dalam kurikulum terbatas.

NXT sebenarnya sangat mirip dengan robot yang digunakan di dunia nyata. Robot digunakan secara luas untuk membuat mobil, pesawat terbang, kapal laut, dan kendaraan tak berawak yang bisa digunakan untuk menjelajah sulit dan berbahaya lingkungan, seperti dasar laut atau gua. Robot dunia nyata tidak hanya memiliki pusat komputer, motor, dan sensor, dan alat komunikasi untuk berbicara dengan perangkat lain, sangat mirip robot NXT, tetapi mereka juga dikendalikan menggunakan perangkat lunak pemrograman.Kelas NXT Robotics dirancang untuk memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan apa mereka telah belajar di kelas matematika, teknologi, dan sains. Robotika NXT kelas dimasukkan ke dalam program Pendidikan Karir dan Teknologi (CTE) karena diperlukan sertifikasi guru. Kursus ini terdaftar di bawah Robotics Workcell Technology I (8557) dan memiliki batas 20 siswa di kelas karena Carl Perkins mengabulkan sekolah tersebut divisi menerima setiap tahun. Deskripsi kelas untuk DOE adalah sebagai berikut: “Kursus ini memberikan instruksi dalam pemrograman komputer dasar, elektronik, kontrol motor, dan umpan balik sistem yang digunakan dalam pengaturan perakitan dan manufaktur. Selain itu, siswa belajar bagaimana caranya program mikro kontroler untuk manipulasi robotika ”(Karir dan Teknologi Pendidikan, 2010).

Kerangka kerja instruksional untuk kursus CTE berbasis kompetensi Robotics Workcell Teknologi dirancang untuk digunakan oleh guru untuk membantu siswa mencapai validasi, tugas khusus dan / atau kompetensi yang dianggap penting untuk bekerja dalam pekerjaan sains, teknologi, teknik, dan matematika (CTE Resource Center, 2010). Itu aplikasi dan penilaian program robotik adalah melalui demonstrasi pengetahuan oleh siswa. Para siswa diberi tugas untuk diselesaikan; misalnya, mereka akan diberitahu bahwa robot harus memindahkan blok Lego merah kecil dari satu lokasi dan menyimpannya di dalam kotak di tempat lain lokasi. Para siswa kemudian mengerjakan situasi mundur; mereka tahu apa yang harus terjadi tercapai, dan mereka sekarang harus mencari cara untuk mencapainya.

Mereka tahu final hasil penugasan dan memiliki rubrik yang memberi tahu mereka tentang berapa banyak poin yang mereka terima untuk setiap langkah yang mereka selesaikan dengan benar. Para siswa harus mengetahui dimensi untuk yang mereka butuhkan untuk membangun robot untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Mereka perlu mengukur jarak yang harus ditempuh robot; kecepatan yang dibutuhkan robot untuk bepergian dengan waktu yang ditentukan; dan pelengkap yang perlu dibangun pada robot untuk mengambil, mendorong, atau menarik blok Lego merah kecil ke robotnya lokasi akhir. Para siswa kemudian memutuskan bagaimana robot akan mendapatkan blok Lego merah ke dalam kotak dan pastikan mereka membangun pelengkap ke robot untuk menyelesaikan tugas ini. Semua murid memiliki NXT Robotic Mindstorm kit mereka sendiri dan akan membangun robot mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari tugas yang dihadapi.

MEMBANGUN GENERASI EMAS INDONESIA DAN BERKARAKTER.
Indonesia Emas 2045 adalah sebuah impian besar tentang Indonesia yang unggul, maju bersaing dengan bangsa-bangsa lain, dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isu-isu persoalan klasik bangsa, seperti korupsi, isu disintegrasi, dan kemiskinan. Untuk mewujudkan impian tersebut, kunci utamanya bukan kekuatan ekonomi, politik, atau militer, melainkan manusianya. Sesederhana yang diungkapkan oleh Anies Baswedan, “Pola pikir yang menganggap bahwa potensi utama sebuah bangsa adalah lautnya, tanahnya, tambangnya, adalah pola pikir para penjajah.” Dengan demikian maka kualitas sumber daya manusia menjadi dasar dari impian menjadi Indonesia emas tahun 2045 mendatang.

Pemimpin bangsa Indonesia tahun 2045 adalah mereka yang saat ini sedang duduk dibangku sekolah pendidikan dasar yang termasuk ke dalam penduduk tidak produktif (usia 14 tahun kebawah) dan pendidikan menengah dan pemuda-pemudi yang termasuk kedalam penduduk berusia produktif (usia 15 tahun keatas).

Pemuda-pemudi merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu dan menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa termasuk generasi untuk menghadapi Indonesia tahun 2045. Pemudalah menjadi tumpuan untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan normal yang berlaku di masyarakat.Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu tema dalam makalah ini yaitu bagaimana peran generasi penerus ini dalam menyiapkan Indonesia tahun 2045.

Pendidikan Karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi dasar dalam pembentukan karakter bangsa, yang tidak mengabaikan nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, gotong royong, saling menghormati, dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja tetapi memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Kedepannya pendidikan karakter diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang bertakwa kepada Tuhan YME serta memiliki kemampuan yang bisa bermanfaat untuk masyarakat dan Negara.

DAFTAR PUSTAKA
https://education.viewsonic.com/moving-education-technology-forward-digital-era/
http://www.assembly.coe.int/nw/xml/XRef/Xref-XML2HTML-en.asp?fileid=28300&lang=en
https://en.wikipedia.org/wiki/Smart_manufacturing
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20181215163042-37-46573/era-industri-40-pemerintah-siapkan-regulasi-robotic-ai
https://www.robots.education/curriculum.html
https://ulm.ac.id/id/2016/11/07/membangun-generasi-emas-yang-unggul-dan-berkarakter/