Solusi Cerdas Penyelamatan Bumi melalui Pendidikan Karakter Berbasis Lingkungan
Oleh: Riska Lestari, S.Pd
Guru pada MAN 1 Tangerang
Planet Bumi yang menjadi hunian kita sebagai umat manusia beberapa dekade ini semakin mengkhawatirkan kondisinya. Sebut saja Global Warming, yang merupakan peristiwa peningkatan suhu di muka Bumi yang memiliki dampak buruk bagi ekosisem biotik dan abiotik yang ada di dunia.
Para ahli telah melakukan penelitian mengenai pemanasan global terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Oleh karena itu tumbuhan sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak global warming tersebut.
Kegiatan yang dapat dilakukan berhubungan dengan upaya pemulihan kualitas lingkungan salah satunya yaitu dengan memberdayakan program menanam sejak dini. Pelaksanaannya diaplikasikan langsung di sekolah dengan melibatkan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), sehingga dapat mendorong gerakan moral siswa sejak dini dan dalam rangka menumbuh-kembangkan minat dan rasa cinta mereka terhadap lingkungan sekitarnya.
Salah satu implementasi dalam mewujudkan pendidikan karakter adalah dengan diadakannya ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, yang melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kecintaan terhadap alam. Kecintaan alam atau pendidikan karakter berbasis lingkungan ini tentunya bisa terwujud melalui ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan peduli lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
Ekstrakurikuler ini tentu dapat menjadi suatu inovasi program yang mengarah pada pendidikan karakter berbasis lingkungan. Sehingga dapat menjadi solusi untuk mengimplementasikan nilai-nilai karakter cinta lingkungan yang ditanamkan sejak dini, khususnya pada siswa Sekolah Dasar (SD).
Menurut penulis sebagai salah seorang guru bidang studi Biologi, program ekstrakurikuler pendidikan karakter berbasis lingkungan ini dapat mencakup beberapa kegiatan bermanfaat, diantaranya: pemberian pengetahuan dasar mengenai hortikultura, penanaman bibit tanaman, pembudidayaan tanaman, pemeliharaan tanaman, pengelolaan sampah organik dan non-organik, pembuatan pupuk dari sampah organik serta cara pemanenan tanaman.
Dalam penjalanan ekskul ini, baiknya tidak hanya melibatkan murid-murid pada jenjang sekolah dasar (SD) saja, tetapi juga pihak sekolah, orangtua/wali murid dan masyarakat lokal. Adapun murid-murid yang terlibat dalam kegiatan ekskul adalah siswa kelas 4-6. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut para siswa-siswi dinilai mampu mengerjakan kegiatan yang bersifat praktek namun tidak memberatkannya, sekaligus mendidik para siswa untuk mencintai lingkungan melalui pemanfaatan lahan dan pengolahan sampah organik dan non-organik untuk diberdayakan menjadi produk yang bernilai jual dan ekonomis. Adapun kegiatan lain yaitu berwirausaha produk yang dihasilkan dengan menggerakkan masyarakat lokal. Dengan demikian, keikutsertaannya seluruh lapisan masyarakat mampu menciptakan gerakan cinta lingkungan yang diawali melalui kegiatan ekskul ini.
Dalam hal ini para murid dikerahkan untuk mengikuti rangkaian kegiatan ekskul, sementara itu para dewan guru membimbing siswa-siswinya dalam melakukan kegiatan sekaligus memberikan pengetahuan dasar mengenai kegiatan menanam yang baik dan materi yang berkaitan dengan lingkungan.
Adapun peran serta orangtua/ wali murid dan masyarakat setempat dalam hal ini yaitu mendukung penuh kegiatan ekskul. Bentuk dukungan yang dapat diberikan berbagai macam, salah satunya yaitu dengan menyumbang bibit tanaman yang hendak ditanam, pemeliharaan tanaman di akhir pekan, dan membantu membuat serta menjual produk-produk hasil sampingan dari kegiatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan sumber literasi yang penulis baca, Pendidikan lingkungan mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya; pertama, melaksanakan anjuran agama karena ada beberapa nash yang menganjurkan kepada kita agar mengambil hikmah dari alam dan lingkungan. Kedua, melatih, mengasah, dan merangsang daya intelegensi anak untuk bisa berkomunikasi dengan lingkungan, sehingga kemudian diharapkan terjalin hubungan yang erat dan harmonis antara manusia dan alam lingkungan. Ketiga, bisa beradaptasi dengan nuansa alam lokal, dengan begitu para siswa tidak akan merasa teralienasi oleh keadaan alam di daerahnya sendiri. Keempat, me-refresh kepala dari kepenatan rutinitas dan aktivitas, karena keseringan belajar di dalam kelas yang terkadang membuat para siswa merasa jenuh. Alam yang berada di sekitar kita akan tiada makna, jika tiada perhatian dan pandangan bahwa alam pun dapat memberikan pelajaran penting bagi manusia (http://www.anakciremai.com).
Dengan demikian, tentu program ekskul ini merupakan salah satu bentuk pengimplementasian pilar pendidikan yang cocok diterapkan di berbagai sekolah. Terlebih di era globalisasi ini pendidikan karakter semakin digencarkan dalam upaya pembentukan karakter bangsa yang berkualitas. Jika pendidian karakter berbasis lingkungan ini mampu diaplikasikan dengan baik di seluruh jenjang SD, bukan hal yang tidak mungkin kualitas lingkungan di muka Bumi akan semakin membaik bagi keberlangsungan hidup anak-cucu kelak.
Pengimplementasian program ekskul ini tidak dapat berjalan optimal tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terkait. Dalam hal ini pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan nasional hendaknya mendukung gagasan ini sebagai upaya mewujudkan pendidikan karakter berbasis lingkungan dengan ikut serta secara aktif dalam melaksanakan program sesuai dengan wewenang dan kapasitas masing-masing. Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan kajian menyeluruh dan membantu keterlaksanaan program agar berjalan dengan baik mulai dari pengawasan hingga pendanaan. Sehingga dengan demikian, pilar pendidikan karakter berbasis lingkungan dapat benar-benar terealisasi.