Rapat Evaluasi dan Persiapan Zona Integritas 2021 BDK Jakarta
Bangsa Indonesia yang besar ini tengah terus membenahi diri dalam meningkatkan kualitas fisik dan mentalnya. Dalam hal ini pemerintah Indonesia bertekad menegakkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menambah infrastruktur yang terus diperbaiki dan dibangun, sedang secara mental Pemerintah terus memperbaiki sistem pelayanannya. Sistem yang bersih dari korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) merupakan suatu impian yang harus diusahakan secara sungguh-sungguh dan terus menerus.
Reformasi Birokrasi (RB) yang dilakukan menjadi satu upaya pemerintah dalam mencapai good governance dengan senantiasa melakukan pembaharuan dan perubahan secara mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Untuk itu, diperlukan satu pembangunan Zona Integritas (ZI) yang bertujuan untuk membangun program RB tersebut sehingga mampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yang bersih, anti korupsi, berkinerja tinggi dan mampu memberikan pelayanan kepada pemangku kepentingan (stakeholder) secara berkualitas.
Sedangkan Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) merupakan suatu predikat yang diberikan kepada satker yang mampu memenuhi sebagian besar program manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja. Apabila WBK sudah terpenuhi, maka WBBM atau Wilayah Birokrasi Bersih Melayani merupakan peridikat selanjutnya yang dapat disandang dan menjadi jaminan atas pelayanan yang bersih dan professional.
Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta telah berkomitmen mewujudkan pembangunan zona integritas melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2019 dan dilakukan secara bertahap.
Proses pembangunan ZI di BDK Jakarta difokuskan dalam penerapan program manajemen perubahan dengan salah satu programnya adalah memilih seorang agen perubahan (Agent of Change) yang bertugas mempelopori perubahan yang terjadi dalam progress pembangunan ZI. Selain itu, berbagai langkah inovasi juga dilakukan dalam penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang bersifat konkrit.
Menyambut pembangunan ZI tahun 2021 ini, BDK Jakarta terus berbenah hingga dapat mencapi predikat WBK dan WBBM yang dapat menjadi indikator pelayanan terbaik bagi ummat, utamanya dalam bidang pelatihan di lingkungan Kementerian Agama. Beberapa survey telah dilakukan yang membuahkan hasil cukup memuaskan, meski tetap harus banyak perbaikan di sana sini agar indikator yang tercapai dapat lebih baik lagi.
Salah satu kegiatan bertema pembangunan ZI di BDK Jakarta adalah mengetahui hasil survey kepuasan masyarakat, apakah sudah sesuai dengan indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atau belum. Untuk itu maka diselenggarakan pertemuan internal dalam melakukan evaluasi dan konsolidasi dalam menyikapi kekurangan dan kelebihan survey tersebut dan hasilnya pada hari Selasa, 26 Januari 2021 bertempat di ruang kelas BDK Jakarta secara offline dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Selanjutnya, tentu saja BDK Jakarta berupaya merumuskan langkah-langkah perbaikan guna mencapai bahkan melampaui IKM sehingga pelayanan publik di BDK Jakarta dapat memberi manfaat bagi stakeholder khususnya, dan bagi ummat beragama di wilayah kerja BDK Jakarta pada umumnya.
Penyelenggaraan survey IKM sendiri akan dilaksanakan beberapa bulan ke depan, sehingga membutuhkan persiapan yang matang, serta dukungan dari segenap stakeholder yang memberikan kesaksian serta support tentang kepantasan BDK Jakarta menyandang WBK dan WBBM.
Dalam pembangunan ZI di BDK Jakarta ini, segenap pimpinan beserta seluruh pegawai berperan aktif dalam menyukseskannya sehingga tercapailah predikat WBK dan WBBM. Kepala BDK Jakarta, Dr. H. Susari berupaya menguatkan para pegawai dan berpesan untuk senantiasa memberikan pelayanan dengan ikhlas agar tidak terasa beban dan gotong royong dalam menguatkan sistem pembangunan ZI, karena tanpa itu semua, tiadalah hasil yang manis dapat diperoleh, apalagi jika menjadikan hal tersebut sebagai amal sholeh di dunia yang kelak berbuah manis di akhirat nanti.