Artikel
Proyek Kolaboratif Lahirkan Calon Eksportir Muda

Proyek Kolaboratif Lahirkan Calon Eksportir Muda

Oleh: Erna Sari Agusta, M.Pd
MTs Negeri 28 Jakarta

Indonesia adalah negara dengan beragam sumber daya alam yang dapat dinikmati tidak hanya oleh masyarakat domestik tetapi juga masyarakat dunia. Keunggulan tersebut dapat menjadi potensi bangsa Indonesia untuk lebih maju. Terlebih lagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka ruang tanpa batas khususnya dalam dunia perdagangan. Di era digitalisasi ini setiap orang dapat memiliki barang dari luar daerah bahkan luar negeri hanya dengan memetikkan jari tanpa harus mendatangi penjualnya. Akan tetapi, transformasi perniagaan ini tampaknya belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Mereka lebih cenderung untuk menjadi konsumen daripada produsen. Kondisi ini pun kini merambah ke kehidupan para pelajar, dimana mereka dapat memesan makanan, minuman, atau barang secara online yang di alamatkan ke rumah atau ke sekolahnya masing-masing. Mereka belum memiliki kesadaran dan pengetahuan untuk memanfaatkan teknologi sebagai sebuah peluang usaha. Oleh karena itu, madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan berperan penting dalam memfasilitasi tumbuhnya semangat dan kemampuan para pelajar untuk berpikir dan bersaing secara global dalam memanfaatkan teknologi, khususnya dalam dunia perdagangan.

Salah satu dari tujuh belas tujuan pembangunan berkelanjutan adalah pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Di era pasar bebas seperti saaat ini, penguasaan terhadap pengetahuan dalam dunia perdagangan, khususnya ekspor sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ekspor adalah kegiatan menjual dan mengirim barang atau jasa dari dalam negeri ke luar negeri dengan tujuan memperoleh keuntungan atau memperluas pasar. Dalam bidang ekonomi, ekspor dapat dimaknai sebagai proses perdagangan internasional di mana suatu negara mengeluarkan barang atau jasa ke negara lainsebagai bagian dari kegiatan ekonomi global yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan izin dan peraturan dari pemerintah melalui bea cukai. Barang yang di ekspor tidak harus mahal, tetapi sesuatu yang memang dibutuhkan. Indonesia sendiri telah melakukan kegiatan ekspor untuk produk UMKM, makanan lokal, dan kerajinan yang sudah menembus pasar internasional. Sebagaimana diketahui, ekspor merupakan salah satu penambah devisa negara yang memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Selain itu, kegiatan ekspor juga dapat membuka wawasan global bagi para pelaku usaha dan generasi muda. Begitu pentingnya kegiatan ekspor, maka para pelajar diharapkan dapat memahami konsep ekspor sejak dini sehingga dapat mendorong jiwa wirausaha, kreativitas, dan daya saing global.

Sebagai lembaga pendidikan, madrasah dapat mengintegrasikan materi kewirausahaan dan ekspor dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri atau mendesainnya menjadi sebuah proyek kolaboratif lintas mata pelajaran. Adapun kompetensi yang dapat dikembangkan merujuk pada delapan profil lulusan yang meliputi kemampuan berpikir kritis dan analitis, kemampuan kreativitas dan inovasi, kemampuan komunikasi, kemampuan kolaborasi, kemampuan kewirausahaan, dan kemampuan literasi baik ekonomi maupun digital. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut dapat disusun dalam beberapa tahap. Pertama, menganalisis peluang pasar, membedakan antara kebutuhan lokal dan global, serta meneliti produk lokal yang berpotensi disukai oleh masyarakat global. Kedua, mengembangkan ide produk lokal mulai dari merancang kemasan, slogan, dan strategi promosi digital agar produk terlihat menarik di pasaran global. Ketiga, menyampaikan ide dan gagasan dalam menawarkan produk dan menjelaskan keunggulan produk baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris sederhana. Keempat, merancang kerjasama tim dengan pembagian tugas yang jelas agar setiap siswa dapat bertanggung jawab dengan peranannya masing-masing. Kelima, mengenali potensi produk lokal, menghitung biaya produksi dan pemasaran hingga dapat memahami konsep untung atau rugi. Keenam, mengenali istilah ekspor, devisa, perdagangan internasional, dan platform digital ekspor serta memanfaatkan internet untuk riset pasar dan promosi produk.  

Terkait dengan tahapan keenam, madrasah dapat memanfaatkan aplikasi e-learning yang merupakan teknologi yang berkembang di dunia pendidikan. Aplikasi e-learning sudah banyak di gunakan dan dikembangkan untuk berbagai sektor pendidikan. Madrasah dapat mengembangkan aplikasi e-learning  berbasis web untuk peningkatan kemampuan kompetensi para pelajar sebagai pelaku UMKM di tingkat madrasah. Aplikasi yang dibangun berbasis web dan untuk pengukuran efektifitasnya digunakan metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Berdasarkan hasil penelitian Syahputra, dkk pada tahun 2020 diketahui bahwa aplikasi e-learning ini sangat membantu para pelajar sebagai pelaku UMKM dalam belajar menjadi eksportir.

Proyek kolaboratif lintas mata pelajaran merupakan kegiatan kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka yang dapat mewujudkan visi Indonesia Emas di tahun 2030. Pendekatan pembelajaran mendalam yang digunakan akan memberikan ruang bagi pengembangan kewirausahaan dan orientasi global. Siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, khususnya dalam dunia usaha dan ekonomi lokal, Mereka juga dapat mengembangkan jiwa entrepreneurship melalui proyek kreatif, bisnis sederhana, dan karya inovatif. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan durasi waktu       8 – 12 pekan. Selain itu, madrasah dapat memberikan dukungan dalam mengenalkan konsep ekspor dengan mengadakan pelatihan, kunjungan industri, dan lomba produk lokal go internasional. Melalui wawasan internasional, penggunaan teknologi, dan keterbukaan budaya, diharapkan siswa dapat menumbuhkan global mindset yang merupakan modal dasar dalam persaingan global.    

Untuk menciptakan calon eksportir muda, penting bagi madrasah untuk melakukan kerjasama lintas sektor yang melibatkan dunia usaha, UMKM, dinas perdagangan, dan pemerintah. Selain itu, perlu juga dilakukan program magang, mentoring, atau pameran produk dan hasil karya siswa yang dapat berpotensi menjadi komoditi ekspor. Dengan model pendidikan yang berorientasi proyek berbasis ekonomi global, diharapkan kesadaran siswa akan pentingnya pengetahuan kewirausahaan akan tumbuh dan berdampak pada stabilitas ekonomi di masa yang akan datang.   

Pendidikan saat ini bukan hanya menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademik, tetapi juga membentuk generasi yang siap berkotribusi dan terlibat dalam perekonomian global. Pendidikan yang dirancang secara relevan dan kontekstual, kreatif dan inovatif dapat menumbuhkan semangat nasionalisme pelajar untuk menjadi pelaku usaha yang siap membawa produk negaranya ke dalam kancah perdagangan internasional.

Editor : Ika Berdiati