Pembinaan Remaja Katolik di Paroki Bunda Maria Jeruju Pontianak pada Masa Covid-19

Oleh : Yacobus Juliannelis
Penyuluh Agama Katolik Kota Pontianak

Remaja adalah manusia yang berusia antara 12-17 tahun. Usia remaja merupakan usia produktif awal manusia. Remaja merupakan fase perubahan usia anak-anak menuju ke tahap pendewasaan pertama manusia. Masa ini sering diistilahkan masa panca roba.

Covid-19 yang telah mewabah di dunia pada akhir tahun 2019 hingga sekarang membawa dampak yang besar bagi semua sendi kehidupan. Kehidupan rohani terkhususnya kehidupan rohani para remaja juga ikut terdampak. Begitu juga terjadi pada pertengahan Bulan Maret 2020 sampai sekarang di Paroki Bunda Maria Jeruju Pontianak.

Pembinaan khususnya remaja Katolik menjadi terhambat dan perlu diadakan alternatif pembinaan yang mengandalkan media sosial yang terukur dan bersahabat. Harapannya tercapai target pembinaan yang sesuai dengan program peningkatan iman remaja Katolik di Paroki Bunda Maria Jeruju Pontianak di masa pandemi.

Remaja Katolik adalah manusia yang beragama dan beriman Katolik antara 12-17 tahun. Usia ini biasanya sudah menerima Sakramen Baptis, Sakramen Tobat, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma. 3 Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma disebut Sakramen Inisiasi karena menandakan bahwa manusia rohani Katolik adalah manusia yang siap dan dewasa dalam iman.

Pembinaan di Gereja Katolik dimulai dari balita, anak-anak, remaja, orang muda, pasangan suami istri, orang dewasa dan lanjut usia. Proses menjenjangkan ini merupakan suatu proses pembinaan rohani sesuai dengan tingkat umur umat Katolik. Balita dimulai dari 0 sampai kurang dari 6 tahun, anak-anak dari 6 sampai 12 tahun, remaja dari 12 sampai 17 tahun, orang muda 17 sampai 35 tahun, pasangan suami istri 18 tahun ke atas, dewasa 18 sampai 60 tahun dan lanjut usia 60 tahun ke atas.

Paroki Bunda Maria Jeruju adalah salah satu paroki di Keuskupan Agung Pontianak yang memiliki umat yang tercatat 8.191 Jiwa per 31 Desember 2020. Terdiri dari Balita 201 Jiwa, anak-anak 910 Jiwa, remaja 1080 Jiwa selebihnya orang muda, pasangan suami istri, orang dewasa dan lansia berjumlah 6000 jiwa. Dimana Paroki Bunda Maria Jeruju terdiri dari 20 Lingkungan Per 30 Juni 2021.

Dari jumlah remaja di atas diketahui bahwa pembinaan yang mengandalkan media sosial memiliki tingkat kerumitan dalam prosesnya. Diperlukan sinergisitas antara pengurus gereja, pembina, orang tua dan para remaja dalam pembinaan yang terkoneksi. Pada masa Covid-19 remaja mendapatkan beban dalam proses pembelajaran di sekolah melalui daring. Ini mengindikasikan bahwa pembinaan dengan daring memerlukan sarana dan prasarana yang sesuai.

Bahan-bahan pembinaan yang disampaikan melalui media sosial lewat daring membantu pendistribusian sampai langsung ke Handphone Android. Persoalan timbul apakah bahan ini dibaca dengan seksama padahal bahan pembelajaran dari sekolah juga wajib menjadi perhatian para remaja. Intensitas daring yang cukup lama mebuat dampak kebosanan remaja dalam pembinaan dengan metode daring. Sehingga pada masa penurunan level pandemi Covid-19 ke level 2. Pembina remaja mengajak pembinaan luring yang disambut antusias oleh para remaja karena interaksi secara sosial yang cukup lama tidak didapatkan menjadi suatu kerinduaan yang dibutuhkan oleh para remaja.

Kebutuhan pembinaan remaja dengan membuat alternatif media daring menjadi suatu sarana yang cukup efektif dengan kreatifitas pembina. Di Paroki Bunda Maria Jeruju juga dilakukan pembinaan secara luring untuk remaja Katolik yang sangat terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Mereka mendapat suatu pembinaan yang terarah pada pembinaan iman yang bertumbuh berdasarkan tingkat umur dan kematangan rohani mereka.

Solusi yang ditawarkan oleh pengurus gereja dan pembina remaja menjadi tawaran yang memberikan rasa ketenangan kepada orang tua. Orang tua menjadi terbantu dan bersuka cita dengan proses yang dilaksanakan. Remaja mendapatkan waktu yang berharga dalam hidupnya dengan pembinaan sesuai kondisi yang terjadi. Antusias remaja dalam pembinaan begitu responsif. Mereka penuh riang dan gembira dalam menjalani masa panca roba dan masa pandemi dengan pembinaan daring dan luring. 2 model pembinaan ini merupakan tawaran yang menjadi solusi yang cukup efektif.

Kegelisahan orang tua terjawab dengan apresiasi dari orang tua yang terus mengajak para remaja dalam kegiatan Gereja. Remaja Katolik di Paroki Bunda Maria Jeruju memberdayakan dirinya tidak hanya menjadi peserta pembinaan. Justru mereka ambil bagian dalam tugas-tugas liturgis gereja baik sebagai putra-putri altar, lektor, pemazmur, dirigen, organis, koor dan ikut ambil bagian dalam kepanitian kegiatan remaja di Paroki Bunda Maria Jeruju.

Potensi dan hal positif yang berkembang menjadikan harapan sebagai masa sekarang gereja menjadi bersinar. Remaja Katolik mendedikasikan diri mereka sebagai kaum awam yang solutif, masa sekarang dan agen perubahan yang tangguh dan beriman dalam menghadapi persoalan-persoalan dunia. Mereka menjadikan diri mereka remaja membantu remaja lain dengan doa, amal dan derma baik berupa moril, materil dan spirituil sesuai dengan batasan remaja.

Remaja Katolik di Paroki Bunda Maria Jeruju Pontianak mampu menjawab pembinaan dengan merespon positif pembinaan daring dan luring sebagai pertumbuhan rohani mereka dengan pendampingan yang sinergis dan efektif. Kegelisahan orang tua terjawab dengan pembinaan yang membangun rohani remaja sebagai harapan yang nyata bahwa pandemi Covid-19 bukan merupakan hal yang mesti dicemaskan tetapi justru sebagai tantangan yang membuat orang tua dan remaja menjadi saling memperhatikan satu sama lain karena mereka bersama-sama di rumah dan memperhatikan dengan baik waktu di luar rumah demi tetap mempertahankan kualitas kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Kasih diwujudkan dengan saling memperhatikan satu sama lain antara orang tua dengan remaja, remaja dengan remaja, remaja dengan pembina dan gereja dengan remaja menjadi beriman, berpengharapan dan penuh kasih.