Pameran Virtual BQMI: Inovasi Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Tahun 2020
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI resmi meluncurkan Pameran virtual Hasil Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al-Qur’an. Pameran ini sebagai wujud inovasi pada tugas akhir Aksi Perubahan Diklat Pengawasan Kepemimpinan, yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Jakarta tahun 2020. Pembuatan aplikasi ini tidak menggunakan APBN, melainkan bentuk kerjasama antara Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) dengan Islamic Art Exhibition (IAE) yang berkantor di Jakarta Islamic Center sebagai pengembang aplikasi, ujar Syaifuddin sebagai project leader. Pembuatan aplikasi ini semata-mata untuk tujuan syiar, agar masyarakat mengenal lebih jauh terhadap koleksi BQMI, terutama koleksi karya-karya desain yang telah dihasilkan dalam Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al-Qur’an tahun 2020, lanjut Syaifuddin.
Dalam keterangannya, tidak semua karya lomba ditampilkan dalam pameran virtual ini. Karena dengan jumlah 146 peserta dan masing-masing peserta mengirimkan 6 item desain, meliputi cover mushaf, hiasan surah Al-Fatihah dan Al-Baqarah, hiasan tepi mushaf, hiasan kepala surah, hizb, tanda ayat, dan tanda awal juz, terlalu berat dalam proses penataan yang dibuat secara 3 dimensi. Oleh karena itu, hanya dipilih 60 karya terbaik berdasarkan hasil penilaian dewan juri.
Dalam sambutannya, Muchlis M. Hanafi Kepala LPMQ menjelaskan, situasi pandemic Covid-19 seperti saat ini berdampak sangat signifikan terhadap museum secara umum, sehingga BQMI beberapa kali terpaksa harus menutup layanan kunjungan masyarakat ke BQMI. Oleh karena itu, adanya inovasi Museum Virtual ini menjadi terobosan bahwa BQMI tetap hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan edukasi dan rekreasi religi dalam bentuk aplikasi virtual ini. Sesuai dengan fokus dan target yang telah direncanakan dalam tugas Aksi Perubahan tersebut, target jangka menengah pada tahun 2021 nanti didigitalkan untuk seluruh koleksi BQMI dalam kegiatan “penguatan data base koleksi BQMI”, sekaligus di tahun yang sama juga akan dikembangkan bentuk pameran virtual terhadap berbagai koleksi dan tatapamer yang ada. Kita tidak tau pandemi akan sampai kapan, paling tidak dengan adanya pameran virtual yang akan dikembangkan terus, akan memberikan manfaat kepada masyarakat luas, tutur Muchlis M. Hanafi.
Arif Sukur selaku ketua IAE dan sekaligus pengembang, menyampaikan terimakasihnya atas kepercayaan yang diberikan LPMQ kepadanya untuk turut serta dalam pameran virtual ini. Ia berharap, upayanya dalam dakwah melalui seni kaligrafi menjadi ruang baru bagi para kaligrafer. “Seperti MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) kemarin di Padang, banyak karya yang dihasilkan dengan beberapa ragam kategori. Namun masyarakat tidak bisa menikmati (hasil karya tersebut) karena tidak diekspos. Jika bisa dipamerkan virtual, maka akan lebih bisa dinikmati oleh masyarakat banyak,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Susari, MA, Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta, mengatakan ini satu momen penting yang perlu kita presiasi serius dan perlu dikembangkan. Hal ini guna menjawab tantangan perkembangan teknologi dan tetap menjalankan tugasnya dalam pelayanan edukasi terhadap masyarakat. “Pertama, pameran virtual ini untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi yang berkembang pesat, dan kedua, secara kemananan manuskrip, pameran seperti ini sangat dibutuhkan sehingga manuskrip tidak mudah rusak karena faktor cahaya, suhu, ataupun lingkungan,” tuturnya.
Menurutnya, selain dalam bentuk seperti pameran virtual 3D, juga bisa dikembangkan dalam bentuk pameran video grafis dan perlu pengembangan secara berkelanjutan. Sebagai sebuah produk digital hal seperti ini akan terus berkembang. Maka perlu review pengembangan-pengembangan dilakukan agar lebih aktual dan update.
Pameran virtual ini bisa dikembangakan untuk digunakan di satker-satker (satuan kerja) pendidikan. Dimana mereka yang sedang jenuh melakukan keigatan pembelajaran online, atau yang mungkin secara tatap muka mereka menemukan kejenuhan. “Mungkin pameran virtual ini bisa menambah khasanah dan menjadi media konten pembelajaran bagi madrasah. saya rasa ini sangat penting,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, ia berharap pameran ini bisa menjadi terobosan dan alternatif dalam konteks reformasi birokrasi, yaitu efisiensi kerja. Pelayanan yang berbelit-belit di birokrasi bisa disederhanakan, ataupun misalnya dalam rangka pembuatan konten edukasi terhadap layanan suatu satker. “Ini bisa menjadi contoh bagi semua satker. Mudah-mudahan yang dilakaukan oleh Pak Saifuddin dan teman-teman dari LPMQ bermanfaat bagi semua,” pungkasnya. (Athoillah)