Artikel
Numerasi Lintas Kurikulum

Numerasi Lintas Kurikulum

Oleh : Erna Sari Agusta
Guru pada MTs Negeri 28 Jakarta

Numerasi adalah kemampuan individu untuk belajar secara sistematis serta merumuskan, menggunakan dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai kehidupan nyata. Kemampuan numerasi merupakan sebuah kecakapan dalam menggunakan beragam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta kecakapan dalam menganalisa informasi yang disajikan pada berbagai bentuk representasi seperti tabel, grafik, bagan, dan lain sebagainya. Numerasi mencakup konsep, prosedur, fakta, dan alat untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi riil sehari-hari. Numerasi juga membantu siswa berpikir rasional, sistematis, dan kritis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Kemampuan numerasi penting dan diperlukan untuk menghadapi tantangan dan perubahan di Abad 21 baik di Indonesia maupun global.

Numerasi Lintas Kurikulum (Numeracy Across Curriculum) adalah salah satu pendekatan atau cara dimana kemampuan numerasi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain secara konsisten. Numerasi lintas kurikulum sangat penting karena membuat siswa terlatih mengimplementasikan matematika ke disiplin ilmu lain sehingga mampu mempersiapkan diri bermasyarakat. Dengan menggunakan numerasi lintas kurikulum dapat menambah pengetahuan mata Pelajaran lainnya serta membantu dalam menerapkan konsp dan pemahaman matematika. Sebagai contoh dalam mata pelajaran IPA, siswa dapat memperkirakan dan memprediksi pertumbuhan organisme hidup dengan membuat grafik. Dalam mata pelajaran IPS, siswa dapat memperkirakan dan memprediksi kebutuhan air di suatu wilayah dengan membandingkan kebutuhan air pribadinya dengan menggunakan bagan. Pada mata pelajaran seni, siswa dapat memperkirakan ruang yang diperlukan untuk menggambar dengan skala yang benar. Pada mata pelajaran agama, siswa dapat memperkirakan berat daging kurban yang akan didistribusikan kepada pengurban dan warga di sekitarnya. Masih banyak lagi contoh pembelajaran numerasi lintas kurikulum yang dapat diterapkan di kelas.

Numerasi lintas kurikulum dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran tematik, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan numerasi dalam beberapa mata pelajaran yang akan dipelajari. Pada jenjang sekolah dasar, kegiatan ini dapat didesain oleh guru kelas sendiri. Akan tetapi, pada jenjang sekolah menengah, kegiatan ini harus disusun dan dirumuskan bersama oleh beberapa guru mata pelajaran yang terlibat dalam sebuah tema yang telah ditentukan. Pendekatan numerasi lintas kurikulum dapat membuat siswa melihat cara menggunakan konsep dengan keterampilan matematika dari bidang studi lainnya. Kemudian bisa membantu siswa dalam memahami konsep pada bidang studi tersebut.

Pembelajaran numerasi lintas kurikulum dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran numerasi lintas kurikulum dapat berupa alat elektronik maupun non elektronik. Pada jenjang sekolah dasar, alat numerasi elektronik yang dapat digunakan antara lain: kalkulator, timbangan elektrik, termometer digital, dan aplikasi ponsel pintar (anglemeter dan ruler). Sedangkan alat numerasi non elektronik dapat digunakan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar seperti: kalender dan penggaris, papan nilai tempat, stik, dan kartu bilangan. Pembelajaran numerasi lintas kurikulum dapat dilakukan juga dengan permainan non digital seperti: engklek atau dampu bulan, ular tangga, lempar karet, permainan timbangan (dengan menggunakan gantungan baju, tali, dan ember), serta lempar bola. Sementara pada jenjang sekolah menengah, alat numerasi elektronik yang digunakan masih seputar aplikasi pembelajaran dengan level yang lebih tinggi dari jenjang sekolah dasar. Sedangkan untuk alat numerasi non elektronik dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Adapun hal terpenting dalam pembelajaran numerasi lintas kurikulum adalah skenario pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran dengan stimulus berupa teks maupun gambar disertai dengan beberapa pertanyaan pemantik terkait dengan permasalahan yang akan diselesaikan siswa. Stimulus berisi informasi-informasi yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, penting bagi guru-guru pengampu mata pelajaran yang berada dalam satu tema untuk duduk bersama dalam membuat modul ajar. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan konsep dan prosedur dalam manyampaikan materi ajar. Dengan pendekatan numerasi lintas kurikulum diharapkan numerasi tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran matematika, tetapi juga dapat diimplementasikan pada mata pelajaran lain dengan mempertimbangkan kapasitas numerasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran.

Editor : Ika Berdiati