Artikel
Mewujudkan Indonesia Damai melalui Ukhuwah Wathaniyah

Mewujudkan Indonesia Damai melalui Ukhuwah Wathaniyah

Oleh : Riska Lestari, S.Pd
Guru pada MAN 2 Tangerang

Indonesia sebagai salah satu negara yang mayoritas menganut agama Islam, tentu sangat paham dengan makna persaudaraan. Pemahaman masyarakat akan hal ini setidaknya diterapkan ketika perayaan hari Idul Fitri untuk saling menjaga hubungan. Misalnya dengan cara berkunjung kepada keluarga, sanak saudara, tetangga, bahkan kawan-kawan lainnya. Tidak hanya itu, menjalin persaudaraan dengan rekan berbeda keyakinan tentu seringkali kita temukan di lingkungan sekitar, bukan?

Ternyata benar, indahnya Indonesia memang nampak karena sifat ramah dan toleransi rakyatnya terhadap segala perbedaan. Tak peduli dengan identitas agama, suku, budaya, bahkan warna kulit, selagi menjadi warga Indonesia kita adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Melalui jalinan ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air) akan lahir kecintaan terhadap tanah air, dan dari kecintaan atas tanah air itu akan muncul upaya untuk membela eksistensi tanah air tersebut dari berbagai bentuk ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam.

Topik mengenai persaudaraan ternyata sudah lebih dulu tertulis dalam kitab Al-Qur’an, bahkan sebelum manusia memahami seperti apa makna persaudaraan itu. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 10 :

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Pada ayat tersebut sangat jelas sekali bahwa Al-Qur’an telah memberi pedoman paling paripurna dalam mengatur segala detail kehidupan umat manusia. Selain itu, dalam hadits juga tertuang sabda Rasulullah mengenai persaudaraan, yakni:

“Orang mukmin itu akrab dan bersatu. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersatu dan tidak akrab.” (HR. Ahmad, Ath-Thabarani dan Al Hakim).

Merawat tali kasih persaudaraan memang tak semudah yang diucapkan, bahkan Al-Qur’an dan hadits yang telah memberi formulasi paling rinci sekalipun kerapkali terlupakan. Problematika yang berhubungan dengan persaudaraan tentu menjadi masalah serius bagi suatu negara, karena bagaimanapun juga negara yang damai dan sejahtera akan tercipta jika mampu merawat persaudaraan.

Seiring berkembangnya jaman dengan segala kecanggihan tekonologi dan pemikiran manusia yang beragam, ternyata tidak hanya membawa dampak yang baik, tetapi juga dapat menjadi pemicu retaknya persaudaraan dalam suatu negara. Misalnya saja dalam pemanfaatan media sosial, tidak sedikit orang-orang yang dengan mudahnya mendapatkan sekaligus menyebar informasi  hoax, atau memprovokasi orang-orang tertentu hingga akhirnya membentuk kubu yang justru dapat mengoyak keutuhan tali persaudaraan.

Fenomena lain yaitu seperti terorisme yang dilakukan oleh suatu kelompok dan memicu timbulnya fitnah bagi kelompok lainnya. Hal ini jelas dapat menyulut permusuhan dan merusak persatuan bangsa. Pada kasus lainnya, perlakuan diskriminatif juga kerap menimpa etnik tertentu. Secara personal mungkin tidak ada masalah berarti, akan tetapi pada level kelompok atau golongan, rasialisme dan diskriminasi masih begitu kental terasa. Jika hal seperti ini tidak di antisipasi dan tidak diberikan alternatif solusi, tentu tujuan merawat persaudaraan akan sulit di dapat.

Lalu langkah apa saja yang sekiranya dapat dilakukan untuk merawat persaudaraan sebangsa dan setanah air? Setidaknya ada beberapa hal penting, diantaranya yaitu:

  1. Menyadari pentingnya merawat persaudaraan demi terciptanya Indonesia yang damai, seperti dalam Al-Qur’ran dan sunah yang telah memberi pedoman tentang adab menjaga persaudaraan
  2. Memahami dengan sepenuh hati bahwa seluruh masyarakat Indonesia adalah bersaudara meski memiliki latar belakang yang berbeda
  3. Mampu untuk lebih mengontrol diri agar berbagi informasi yang hanya memberikan manfaat saja
  4. Mampu menjaga lisan dari hal-hal yang dapat menimbulkan mudharat
  5. Dalam penggunaan social media dan instant messaging hendaknya mampu mengontrol diri untuk saring sebelum sharing, guna menghindari informasi hoax
  6. Pentingnya kehadiran para figur yang mampu mempersatukan tali persaudaraan agar Indonesia selalu damai dan tentram
  7. Tidak mudah terpengaruh oleh golongan/ kelompok tertentu yang ingin memecah belah persaudaraan Indonesia
  8. Jika terjadi suatu pertikaian, agar segera mengupayakan islah, terlebih apabila berkaitan dengan urusan umat dan kebangsaan, upaya rekonsiliasi wajib diprioritaskan.

Beberapa solusi di atas sejatinya berlaku bagi segenap masyarakat Indonesia tidak peduli dari kalangan manapun, karena persaudaraan tidak hanya diikat oleh garis keturunan, tetapi juga oleh fungsi kemanusiaan.

Implementasi dari merawat persaudaraan semakin relevan pada saat bangsa ini dilanda pandemi Covid-19. Hampir setiap hari muncul berita kematian karena begitu banyak rakyat yang terjangkit virus Corona, sebagian lainnya harus berjuang untuk kembali pulih meski dibayang-bayang oleh biaya penyembuhan, kemudian pada kasus lainnya tidak sedikit para pengusaha yang mengalami gulung tikar. Jika sudah begini, tentu kita perlu untuk saling mengulurkan tangan atas nama persaudaraan sebangsa dan setanah air. Sudah semestinya juga kita bersatu untuk saling membantu. Jika seluruh rakyat Indonesia saling bahu-membahu, gotong royong, menunjukkan sikap ramah-tamah, saling menghormati, serta memiliki rasa toleransi, tentu makna persaudaraan tak sebatas “dari keluarga mana ia berasal”, tetapi lebih dari itu, jiwa dan raganya hadir untuk tanah air dan para saudara se-Indonesia.

Merawat persaudaraan sebangsa dan setanah air memang tidak semudah saat membaca tulisan ini, tapi tentu tidak sesulit perjuangan para Pahlawan terdahulu yang susah payah menyatukan seluruh rakyat untuk bebas dari belenggu penjajahan. Tumpah darah, keringat, dan air mata para pahlawan memang tak akan pernah mampu kita balas dengan jumlah yang sama, namun jika dengan merawat persaudaraan dapat membuat bangsa ini tetap damai dan sejahtera, tentu harapan para pahlawan kita terdahulu tunai sudah. Ikrar satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yang digaungkan oleh para pahlawan juga perlu untuk dijunjung tinggi agar tidak hanya menjadi slogan, sebab hal itulah yang dapat merawat persaudaraan bangsa ini.

Penduduk Indonesia yang memiliki begitu banyak ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa, bukan menjadi penghalang untuk saling menjaga rasa persaudaraan. Problematika dari berbagai aspek yang kerapkali melanda bangsa ini, juga bukan hambatan untuk tetap merawat persaudaraan. Selama kita berada di tanah air Indonesia, maka seluruh rakyat dari sabang sampai merauke adalah bersaudara.

Semoga Indonesia selalu damai dan sejahtera, dan semoga rakyatnya rukun dan mampu merawat persaudaraan, seperti yang tercermin pada hadits  yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Yusuf, dari Malik, dari Ibnu Syihab dari Anas Ibnu Malik, Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Ingat haram bagi seseorang muslim tak bicara kepada saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Al-Bukhari).