Hilangnya Kesantunan Siswa Zaman Now
Oleh : Khotimah
Guru pada MAN Bengkayang
Di era globalisasi dan digitalisasi yang serba cepat ini, tantangan yang dihadapi oleh para pendidik semakin kompleks. Salah satu masalah yang kerap menghantui para guru di ruang kelas adalah penurunan tingkat kesantunan dan sopan santun siswa. Fenomena ini bukan hanya menjadi isu lokal tetapi juga global, memengaruhi interaksi sosial dan lingkungan pendidikan secara keseluruhan. Tulisan ini akan membahas keresahan seorang guru tentang perilaku siswa yang kurang sopan santun, menguraikan penyebab-penyebab yang mendasarinya, serta mengusulkan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasi dan memperbaiki situasi ini.
Perubahan Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Kesantunan
Perubahan sosial yang pesat di era modern ini membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk norma dan nilai-nilai kesantunan. Dalam konteks pendidikan, siswa seringkali terpengaruh oleh lingkungan sosial dan media yang menonjolkan perilaku individualis dan kurang memperhatikan etika sosial. Media sosial, misalnya, seringkali menampilkan interaksi yang cepat dan cenderung tidak memperhatikan etika berkomunikasi, yang pada gilirannya memengaruhi perilaku siswa di dunia nyata.
Ketika siswa terpapar pada pola komunikasi yang kasar dan tidak sopan melalui berbagai platform, mereka dapat meniru perilaku tersebut di dalam kelas. Fenomena ini memicu kekhawatiran yang mendalam di kalangan pendidik, karena kesantunan bukan hanya tentang adab, tetapi juga mencerminkan kualitas interaksi sosial dan proses pembelajaran yang efektif.
Penyebab Perilaku Kurang Sopan Santun
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku kurang sopan santun di kalangan siswa.
Pertama, faktor keluarga memainkan peran penting. Keluarga adalah tempat pertama siswa belajar tentang norma dan nilai-nilai sosial. Ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga atau kurangnya model perilaku yang baik dapat memengaruhi sikap siswa di sekolah.
Kedua, pengaruh media dan budaya pop dapat mengarah pada normalisasi perilaku yang kurang sopan. Program televisi, film, dan konten online sering kali menggambarkan komunikasi yang penuh konflik dan kurang menghargai, sehingga siswa dapat menganggap perilaku semacam itu sebagai hal yang wajar.
Ketiga, peran pendidikan juga tidak kalah penting. Kurikulum dan pendekatan pengajaran yang kurang menekankan pada pengembangan karakter dan etika dapat membuat siswa kurang terlatih dalam hal sopan santun. Tanpa adanya penekanan yang cukup pada aspek moral dan etika, siswa mungkin tidak mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
Langkah-Langkah Mengatasi Perilaku Kurang Sopan Santun
Mengatasi perilaku kurang sopan santun memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pendidik dan lembaga pendidikan meliputi:
Pendidikan Karakter: Integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum dapat membantu siswa memahami dan menghargai nilai-nilai kesantunan. Program-program yang menekankan pentingnya empati, rasa hormat, dan komunikasi yang baik dapat menjadi fondasi yang kuat untuk mengembangkan sikap sopan santun.
Model Perilaku: Guru harus menjadi teladan dalam hal perilaku yang sopan dan etis. Sikap guru yang menunjukkan kesantunan, rasa hormat, dan empati akan mempengaruhi siswa dan mendorong mereka untuk meniru perilaku tersebut.
Komunikasi yang Konstruktif: Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung komunikasi terbuka dan konstruktif dapat membantu mengatasi masalah perilaku. Diskusi dan refleksi tentang pentingnya sopan santun dalam interaksi sosial dapat membantu siswa memahami dampak dari perilaku mereka terhadap orang lain.
Kerjasama dengan Orang Tua: Membangun kerjasama yang erat dengan orang tua untuk memastikan bahwa nilai-nilai kesantunan dan etika juga diterapkan di rumah. Mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua dan melibatkan mereka dalam proses pendidikan karakter di sekolah dapat memperkuat upaya tersebut. Membangun kerjasama yang erat dengan orang tua untuk memastikan bahwa nilai-nilai kesantunan dan etika juga diterapkan di rumah. Mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua dan melibatkan mereka dalam proses pendidikan karakter di sekolah dapat memperkuat upaya tersebut.
Penghargaan dan Pengenalan: Memberikan penghargaan dan pengenalan kepada siswa yang menunjukkan perilaku sopan dan etis dapat memotivasi siswa lain untuk mengikuti jejak mereka. Sistem penghargaan ini harus dilakukan secara adil dan konsisten untuk menciptakan lingkungan yang positif.
Kesimpulan
Masalah perilaku kurang sopan santun di kalangan siswa adalah tantangan nyata yang memerlukan perhatian dan penanganan yang serius. Dalam menghadapi fenomena ini, guru, keluarga, dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk mengintegrasikan nilai-nilai kesantunan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan kita dapat membentuk generasi mendatang yang lebih menghargai dan menerapkan nilai-nilai sopan santun dalam setiap aspek kehidupan mereka. Upaya ini bukan hanya penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis tetapi juga untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.
Editor : Ika Berdiati