Artikel
GURU MADRASAH BANGKIT MENULIS

GURU MADRASAH BANGKIT MENULIS

Oleh : Sri Purwani
Guru IPS MTs Negeri 6 Jakarta

ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُو نَ

Surah Al Qalam ayat 1
Nun. Demi Pena dan apa yang mereka tuliskan.

Sungguh dalam Al-Quran jelas sekali dalil bagi kita untuk menuliskan apa yang terjadi dalam kehidupan kita, sebagai torehan sejarah, sehingga generasi penerus tak kehilangan arah dalam berperilaku dan beradab dalam pergaulan. Menulis adalah proses dalam mengungkapkan atau menyampaikan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan juga pengalaman kepada pihak lain dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kebiasaan para ulama terdahulu, kemampuan menulis adalah bentuk syukur yang dituangkan dalam rangkaian kalimat sehingga dapat dipahami orang lain. Tulisan merupakan kekuatan yang mampu menggerakkan kalbu, pikiran dan sikap seseorang. Sebuah ungkapan indah dari Ali bin Abi Thalib “semua penulis akan meninggal, hanya karyanya yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah apa yang akan membahagiakanmu di akherat nanti”. Terispirasi dari ungkapan tersebut, maka kesempatan inilah saat yang sangat tepat dan bermanfaat untuk menuangkan rangkaian kalimat pengantar persepsi dan pendapat penulis, mulailah menulis, torehkan nama, sebagai jejak di dunia pendidikan, bersama Sahabat Guru Pembelajar Diklat Jarak Jauh Kementrian Agama DKI Jakarta dibawah bimbingan bu Ika Berdiati.

Dalam agama Islam, menulis merupakan suatu kegiatan yang dianjurkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan kata tulis, menulis, atau tulislah. Sekurang-kurangnya terdapat 17 ayat Al-quran yang menyebutkan ketiga kata tersebut. Karna menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis merupakan gabungan tiga komponen yang harus bergerak sinergis, yaitu gerak otot,otak dan hati.

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

Surah Al-‘Alaq ayat 4
Artinya: yang mengajar (manusia) dengan pena.

Jika  dilihat dari Surat Al-Alaq ayat 4, maka Allah SWT mengajarkan kepada manusia tata cara tulis menulis menggunakan pena. Hal ini merupakan nikmat yang sangat besar dari-Nya, serta sebagaimana perantara adanya saling memahami diantara manusia sebagaimana kemampuan memberikan ungkapan melalui lisan. Seandainya tidak ada budaya tulis menulis, niscaya hilanglah pengetahuan itu dari muka bumi, tidak ada bekas tersisa dari agama ini. Karena menulis merupakan pengikat segala jenis ilmu dan segala jenis pengetahuan, menulis sebagai perantara membatasi dan mempertahankan informasi serta ungkapan-ungkapan dari kaum terdahulu. Menulis merupakan alat untuk menyambungkan dan estafetnya ilmu pengetahuan dari generasi ke generasi, masa ke masa, sehingga pengetahuan tetap terjaga dan terlindungi, kemudian atas tulisan itu pengetahuan menjadi berkembang dan bertambah sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Dalam suatu Atsar disebutkan “ikatlah ilmu pengetahuan dengan tulisan”.

Dibandingkan berbicara, menyimak, maupun membaca, menulis memiliki kelebihan tersendiri. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan, mencerminkan kedalaman pikiran, dapat dibaca berulag-ulang, mudah diduplikasi, berdaya sebar tinggi, dan abadi melampaui zaman. Memperhatikan hal-hal yang bisa dilakukan dengan menulis, seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan menulis, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Berikut manfaat menulis yang dapat diperoleh. Dr. James W, Pennebaker berpendapat bahwa upaya mengungkapkan segala pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kata-kata dapat mempngaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa :

  1. Menulis menjernihkan pikiran
  2. Menulis mengatasi trauma
  3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru
  4. Menulis membantu memecahkan masalah
  5. Dan menulis bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis.

Menulis pada hakekatnya adalah sebuah usaha untuk mengekpresikan berbagai ide, perasaan hati, maupun kepenatan yang ada dipikiran seseorang.sehingga menulis mampu memberikan perasaan puas bagi siapa saja yang telah berhasil melampiaskan perasaannya dalam selembar tulisan dan buka tidak mungkin segala kesumpekan maupun suasana hati yang kurang baik itu dapat berkurang bahkan hilang dari dalam pikiran kita.

Menulis tidak saja berdampak pada kondisi emosional. Dari penelitian Pennebaker di tahun 1988 yang berjudul Journal of Consulting and Clinical Psychology ditemukan bahwa sel T-lymphocite, yakni sel yang mengindikasikan bekerjanya sistem kekebalan tubuh, meningkat jumlahnya enam minggu setelah para mahasiswa melampiaskan stresnya melalui tulisan. Penelitian lainnya juga membuktikan banyak pasien semakin jarang berkunjung ke dokter dan skor tes psikologinya meningkat setelah mengikuti terapi menulis.

Sebagai penguat dan pembangkit semangat menulis, berikut saya sadur pendapat Stephen King “Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya.”