Artikel
Cemberutnya Emak-Emak

Cemberutnya Emak-Emak

Oleh : Hermawati, S.Pd
Guru pada MTs Negeri 2 Tangerang

Pada pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) salah satu ilmu yang dipelajari adalah ilmu tentang ekonomi. Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat dipastikan dalam keseharian kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan kebutuhan ekonomi. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya. Virus corona berdampak  cukup luas terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat, salah satunya adalah dampak dalam kegiatan perekonomian.

Berbagai negara mengalami ketidak stabilan di sektor ekonomi akibat krisis yang di timbulkan oleh pandemi COVID-19, tak terkecuali Indonesia. Ketidak stabilan kondisi perekonomian akibat pandemi COVID-19 semakin dirasakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya rumah tangga. Rumah tangga merupakan pelaku ekonomi terkecil dan terpenting, mengingat semua kegiatan ekonomi berawal dari sana. “Rumah tangga Indonesia yang terdampak terdapat dua sisi secara bersamaan, yaitu kontraksi pendapatan dan keterbatasan ruang konsumsi. Kontraksi pendapatan terjadi karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengurangan gaji, dan penurunan laba usaha. Sementara keterbatasan ruang konsumsi diantaranya karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat.

Cemberutnya emak –  emak
Hasil survei menunjukkan dampak pandemi terhadap kelangsungan ekonomi rumah tangga  mengalami keterpurukan. Dalam kondisi sekarang baik Rumah Tangga Usaha maupun Rumah Tangga Pekerja memanfaatkan keberadaan tabungan, aset, dan pinjaman kerabat. Rumah Tangga Pekerja relatif lebih Tangguh dalam kemampuan konsumsi di banding Rumah Tangga Usaha banyak yang  mengalami kesulitan dalam membayar tagihan dan cicilan rumah tangga.

Pengaruh Covid-19  terhadap perekonomian semakin jelas dan sangat menghawatirkan. Saat negara harus memutuskan lockdown untuk sementara waktu. Tujuan menerapkan kebijakan lockdown demi memutus matarantai penyebaran Covid-19 . Namun akibat kebijakan ini banyak pekerja yang tidak bisa bekerja lagi. Dampak perekonomian bagi kelompok menengah kebawah nyata morat-marit. Mengingat ekonomi mereka yang setiap harinya hanya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga, mengalami perubahan drastis. Pemasukan menjadi sangat rentan karena ketika mereka tidak bekerja, maka pendapatan mereka juga tidak ada.

Dahsyatnya penularan Covid-19, sangat mempengaruhi perekonomian keluarga dan sangat berkaitan erat terhadap pendidikan anak. Saat ini banyak keluarga yang dipusingkan dengan masalah pendidikan akibat dari Covid-19, karena keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam mendidik, melindungi serta memelihara anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai keluarga, nilai-nilai keagamaan, sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan tonggak pertama anak dalam mengenal dunia. Melalui keluargalah dapat tercipta generasi penerus bangsa yang tangguh.

Pada masa pandemi Covid-19 ini ekonomi keluarga terganggu, sementara pendidikan anak tetap terus berlangsung. Anak tetap harus belajar dari rumah yang membutuhkan HP Android, laptop, pulsa, paket internet dan sebagainya. Kalau ekonomi keluarga sudah terganggu, sulit untuk memenuhi itu semua. Hal inilah yang membuat cemberut emak emak, apalagi saat ini Indonesia telah memasuki resesi ekonomi semua serba sulit dan keuangan keluarga makin menipis sehingga langkah yang harus dilakukan adalah memanajemen keuangan keluarga dengan sebaik mungkin.

Sebab, tak sedikit orang tua murid yang kesulitan mendapat penghasilan di tengah wabah COVID-19. Saat ini banyak orang tua yang secara ekonomi dan psikologis rapuh akibat terkena dampak PHK atau usaha mereka yang tutup. Kondisi tersebut berpengaruh besar terhadap kerapuhan psikologi anak. Dibutuhkan waktu yang cukup untuk memulihkan kerapuhan ekonomi dan psikologi orang tua juga anak.Meski pemerintah akan melonggarkan pembatasan sosial di sejumlah sektor, tetap saja perekonomian orang tua murid tidak bisa pulih dalam waktu dekat. Selain terbebani kebutuhan sehari-hari, orang tua juga harus berpikir keras membiayai kebutuhan sekolah anaknya.

Kuota internet menjadi sesuatu yang penting bagi pelajar dalam melakukan pembelajaran daring. Orang tua harus memiliki anggaran tersendiri untuk membeli kuota karena harganya yang tidak murah. Dengan keadaan ekonomi yang sedang tidak stabil, para orang tua mengalami kesulitan untuk menambah biaya anaknya membeli kuota. Hanya sebagian Sekolah yang memberikan subsidi pulsa kepada para siswanya. Pemerintah telah memberikan bantuan sembako maupun uang untuk korban terdampak virus corona untuk keperluan pokok yang juga bisa digunakan untuk membeli kuota internet, hanya saja belum meratanya bantuan tersebut membuat para orang tua masih merasa resah.

Krisis akibat pandemi ini berbeda dibandingkan dengan  krisis-krisis sebelumnya.  Krisis ekonomi tahun 1998 hanya menyelesaikan dampaknya, karena masalahnya sudah selesai. Namun, saat ini antara masalah dan dampaknya terjadi secara bersamaan. Hal ini membuat Negara diliputi dengan ketidak pastian.

Dampak covid-19 dirasakan oleh berbagai sektor, salah satunya adalah sektor rumah tangga, yang sangat terasa sekali karena keuangan rumah tangga berkurang sementara pengeluaran semakin meningkat dan hal ini membuat para emak emak ekstra keras dalam mengelola keuangan yang minim agar kebutuhan keluarga tetap bisa terpenuhi dan bisa dikatakan bahwa ekonomi rumah tangga saat ini hanya bisa di level bertahan hidup.