Artikel
Pingpong dan Kerukunan

Pingpong dan Kerukunan

PERMAINAN tenis meja atau yang dikenal dengan istilah pingpong, terutama dalam permainan ganda, kedua pemain ibarat suatu sistem yang satu sama lain saling berkaitan dan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan. 

Pada suatu sistem tata surya, seluruh benda di langit: bulan, bintang, matahari juga berputar sesuai orbit sehingga tercipta keseimbangan dan tidak bertabrakan satu sama lain. Sepanjang benda-benda langit tersebut bergerak sesuai dengan hukum alam (sunatullah) masing-masing.

Indonesia merupakan masyarakat majemuk karena terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Bisa jadi kemajemukan bangsa Indonesia merupakan yang paling kompleks di dunia. Kemajemukan masyarakat Indonesia apabila tidak dikelola dengan baik berpotensi terjadinya konflik horizontal yang akan dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. 

Belajar dari pengalaman Uni Soviet pada era Perestroika, keragaman tidak dapat dirajut dengan baik akibatnya bermunculan kelompok separatis yang mengancam stabilitas politik. Akhirnya, Uni Soviet mengalami disintegrasi dan melahirkan lima belas negara baru di kawasan Eropa Timur tersebut.

Pasangan Cho Daeseong dan Jang Woojin asal Korea Selatan adalah pemain tidak masuk sepuluh besar tenis meja dunia. Namun berkat kekompakan dan kebersamaan, saling mengisi kekurangan satu sama lain, saling menghargai, menjaga sportifitas, dapat mengalahkan pasangan bergengsi dunia Lin Gaoyuan dan Ma Long asal China pada German Open 2020 dengan skor ketat 3-2.

Belajar dari kemenangan pasangan Korea Selatan tersebut, yang kita perlukan adalah kekompakan, menjaga persatuan dan kesatuan, keharmonisan, saling menghargai dan menghormati sehingga terwujud keharmonisan dan kerukunan. Kerukunan merupakan modalitas untuk meraih kemenangan. Sehebat apapun kita, apabila tidak kompak dan tidak rukun, tidak akan pernah meraih kemenangan. Karenanya, trilogi kerukunan sangat penting kita jaga: kerukunan umat seagama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan Pemerintah.

Kini, saudara kita umat Kristiani sedang merayakan Natal dan Tahun baru, kita hormati dan kita jaga persaudaraan untuk mewujudkan Indonesia Rukun. Selamat Natal dan Tahun baru, semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.  (***)