Artikel
Menjadi Penyuluh Agama yang Hebat

Menjadi Penyuluh Agama yang Hebat

Oleh : Cecep Hilman
Widyaiswara Ahli Madya pada Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Pengantar

Jika Anda telah menentukan pilihan menjadi Penyuluh Agama, maka jadilah Penyuluh Agama yang hebat.  Berkhidmat dengan totalitas dan ikhlas, karena tuntutan dan tantangan profesi sangat luar biasa berat. Selain ruang lingkup materi penyuluhan yang sangat luas, juga masyarakat yang menjadi sasaran binaan pun amat sangat luas.

Keluasan ruang lingkup materinya mulai dari tauhid, fiqh, dan akhlaq. Untuk aspek fiqh saja cakupannya sangat luas, antara lain terkait dengan fiqh ibadah, muamalah, munakahat, mawarits, jinayat, dan siyasah. Misalnya dalam fiqh ibadah, Penyuluh Agama dituntut untuk memahami hal-hal yang terkait mulai dari bagian thaharah sampai dengan bagian haji. Dalam bidang muamalah pun cakupannya sangat luas, banyak persoalan yang dihadapi masyarakat untuk dikonsultasikan ke Penyuluh Agama.

Keluasan kelompok sasaran/binaan terdiri atas: masyarakat pedesaan, perkotaan, cendekia, generasi muda, lembaga pendidikan masyarakat, daerah terpencil, terluar, terdalam, transmigrasi, dan binaan khusus. Heterogenitas kelompok sasaran/binaan dengan berbagai latar belakang, perbedaan usia, tingkat pendidikan, ekonomi, strata sosial bahkan pemikiran madzhab dan organisasi keagamaan.

Tantangan yang juga dihadapi oleh Penyuluh Agama adalah tentang wawasan kebangsaan, moderasi beragama dan literasi digital. Untuk menghadapi tugas luar biasa tersebut membutuhkan orang-orang yang tidak biasa. Penyuluh Agama yang melampaui standar kompetensinya yang dapat mengimbangi dan menghadapi tugas yang amat berat tersebut.

Tanda Penyuluh Agama Hebat

Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai tanda sekaligus upaya untuk menjadi Penyuluh Agama hebat: Pertama, keluhuran akhlak. Kepribadian yang baik berasal dari pribadi yang berhati jernih yang diwujudkan dalam perilaku yang baik, tutur kata yang lemah lembut, tidak menyinggung perasaan orang lain. Dapat menjadi teladan bagi orang lain/masyarakat binannya, menyatukan antara kata dan tindakan nyata. prilakunya memotivasi bukan mengintimidasi, mendididik bukan menghardik, membina bukan menghina. Penyuluh Agama hebat tandanya berkarakter dan berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berkepribadian unggul dan bermartabat.

Kedua, kualitas diri dibangun setelah kita mengetahui ada potensi apa yang akan menjadi kelebihan. Kelebihan itulah yang dapat digunakan sebagai modal untuk memperbaiki kekurangan yang perlu disadari, jika tidak segera menyadari dan memperbaiki maka akan selalu merasa hebat padahal banyak kekurangan sehingga dapat merugikannya.

Salah satu hal penting yang mendukung kualitas diri adalah memiliki penguasaan materi (kedalaman ilmu) terhadap bidang-bidang keilmuan. Kedalaman pemahaman keilmuan akan memberikan layanan bimbingan penyuluhan yang berkualitas. Masyarakat akan menemukan dan mendapat informasi serta solusi atas permasalahan yang dihadapinya.

Ketiga, terampil dalam menyampaikan materi (ilmu) dengan media dan metode yang variatif. Keberhasilan proses bimbingan penyuluhan tidak terlepas dari kepiawaian Penyuluh Agama menyampaikan materi penyuluhannya. Metode yang digunakan memadukan beberapa metode yang disesuaikan dengan materinya. Untuk media, Penyuluh Agama perlu menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini media sosial berbasis internet menjadi sarana yang strategis untuk dijadikan sebagai saluran informatif, edukatif, konsultatif dan advokatif bagi Penyuluh Agama.

Mengingat beragamnya obyek penyuluhan dari berbagai latar belakang, maka Penyuluh Agama harus tepat dalam dalam menentukan pendekatannya. Untuk orang dewasa lebih tepat menggunakan pendekatan andragogi sedangkan pada kelompok anak-anak dan remaja menggunakan pendekatan pedagogik.

Keempat, spiritualitas yang mendalam. Semangat jihad menjadi panggilan jiwa untuk menjadi juru penerang bagi masyarakatnya. Bahwa Penyuluh Agama hebat memberikan penerangan adalah niat ibadah. Energi inilah yang menjadi kekuatan dahsyat karena dapat mendobrak segala rintangan menghadang dalam melayani masyarakat memberikan bimbingan penyuluhan agama.

Identitas Kepakaran

Dinamika perubahan sosial masyarakat sebagai dampak kemajuan jaman di era digital, menuntut Penyuluh Agama tidak hanya menguasai teknologi informasi dan komunikasi tetapi juga menguasai bidang sosial keagamaan yang menjadi problematika masyarakat. Penguasaan terhadap materi bimbingan penyuluhan merupakan bentuk kepakaran yang menjadi legalitas yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Untuk mencapai kepakaran dalam bidang tertentu membutuhkan pilihan yang akan didalami, mungkin saja Penyuluh Agama bisa tahu seluruh persoalan keagamaan – itulah yang selama ini menjadi anggapan masyarakat – walaupun pada bidang-bidang tertentu kurang mendalaminya.  Proses dan hasil bimbingan penyuluhan akan menjadi kurang optimal ketika seorang Penyuluh Agama hanya sekedar tahu, jika dibandingkan dengan yang ahli di bidang persoalan tertentu yang dikonsultasikan oleh masyarakatnya.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan bimbingan kepada masyarakat yang situasi kondisinya semakin kompleks sesuai tuntutan perkembangan jaman, maka diperlukan aparatur yang mempunyai kompetensi tinggi dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk  mewujudkan aparatur Penyuluh Agama yang berkualitas, mampu menjawab tuntutan dan tantangan dalam pelayanan terhadap masyarakat dibutuhkan Penyuluh Agama yang memiliki kualifikasi, kompetensi bahkan penguasaan terhadap bidang-bidang yang akan didalami.

Hal ini sebagai bentuk pengembangan profesi bagi Penyuluh Agama, karena yang bersangkutan dapat memberikan bimbingan penyuluhan agama secara mendalam terhadap persoalan-persoalan yang menjadi permasalahan masyarakat. Problematika keagamaan yang dihadapi oleh masyarakat, ruang lingkupnya tentang keluarga sakinah, zakat, wakaf, haji/umroh, mawarits, aliran keagamaan, kerukunan umat beragama, kemitraan, dan persoalan keagamaan lainnya.

Proses menjalankan tahapan-tahapan menuju Penyuluh Agama yang memiliki spesialisasi diperlukan konsistensi dan kerjasama antar Penyuluh Agama. Para Penyuluh Agama perlu membangun komitmen untuk meningkatkan sinergisitas, sinkronisasi, koordinasi dan kerjasama dalam mewujudkan Penyuluh Agama yang memiliki spesialisasi sebagai identitas kepakarannya

Penutup

Penyuluh Agama yang dapat memenuhi tuntutan kompetensinya adalah Penyuluh Agama yang baik. Sedangkan Penyuluh Agama yang dapat mengembangkan kompetensinya adalah Penyuluh Agama yang hebat.  Sesungguhnya keberadaan Penyuluh Agama memang dituntut untuk menjadi Penyuluh yang hebat, betapa tidak mulai dari ruang lingkup materi sampai kepada sasaran/khalayak yang menjadi binaannya sangat luas.

Ketika kompetensi yang menjadi standar profesi Penyuluh Agama telah terpenuhi, maka Penyuluh Agama akan menjadi expert. Hal ini akan menjadi kepakaran paripurna manakala sudah terdiri dari empat kepakaran, yaitu content expert, transfer expert, performance expert, dan “spirituality” expert

Akhirnya, semoga “tempat terpuji” akan diraih oleh mereka yang sudah memenuhi dan mengembangkan kompetensinya dengan penuh kesungguhan dan konsiten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Profesionalitas, kreativitas, dan inovasinya tidak hanya untuk memotivasi dan menginspirasi diri tetapi juga untuk masyarakat dan teman-teman seprofesi yang lain.