Diklat Kerjasama di awal tahun 2020

Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta sebagai salah satu lembaga kediklatan harus menjawab tantangan dan mengakomodir kebutuhan para pendidik menuju profesionalisme. Di awal tahun 2020 ini BDK Jakarta mengawali kegiatannya dengan menyelenggarakan Diklat Kerja Sama (DKS) Diklat Teknis Substantif (DTS) Pembelajaran Tematik RA bagi guru-guru RA provinsi DKI Jakarta. DKS kali ini bermitra dengan pihak Kelompok Kerja Guru Raudhatul Athfal (KKG RA) Wilayah DKI Jakarta. 
DKS merupakan salah satu program pengembangan kediklatan yang berlandaskan pada SK Balitbang No. 46 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kerjasama pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Regulasi tersebut hadir untuk menaungi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan mengakomodir kebutuhan masyarakat secara langsung melalui pengajuan proposal kerja sama ke Balai Diklat Keagamaan dengan memenuhi prosedur tertentu. 

DKS DTS Pembelajaran Tematik RA kali ini terselenggara mulai tanggal 22 – 29 Januari 2020 yang bertempat di Kampus Balai Diklat Keagamaan Jakarta. DTS Tematik RA sendiri terdiri dari 60 jam pelajaran yang difasilitasi oleh para widyaiswara dari BDK Jakarta, antara lain Dr. Marina Setiawati, M.Sc, Dr. Hj. Robi’ah Ummi Kulsum, M.Pd.I, dan Dr. Nazia Nuril Fuadia, M. Psi. Diklat sendiri dibuka oleh Kapusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Dr. H. Mahsusi, MM yang mengamanatkan agar pembelajaran diklat diisi dengan kreatifitas dan inovasi yang dapat diimplementasikan di RA nanti. 

Materi dirasa amat penting bagi guru-guru RA karena berkaitan langsung dengan tugas pokok mereka dalam mengajar Anak Usia Dini yang berada dalam masa tumbuh kembang. Terutama jika dikaitkan dengan eksistensi lembaga RA di tengah masyarakat yang menjadi salah satu alternatif pendidikan anak usia dini dengan nilai-nilai islami, maka keberadaan guru RA yang profesional dapat menunjang kepercayaan dan menjadi pilar dasar pendidikan Islami di tengah masyarakat urban di wilayah DKI Jakarta.
Tingginya antusias guru-guru Raudhatul Athfal dalam mengikuti diklat ini dibuktikan dari kesungguhan peserta dengan mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga menjelang malam. Meski demikian, di sela-sela waktu pembelajaran, peserta masih senantiasa fokus dan saling menyemangati dengan berbagai kegiatan ice break. 

Dalam DKS kali ini, fasilitator merancang suatu skenario pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kelas Diklat. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta Diklat secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Beberapa sumber belajar penunjang dipersiapkan, seperti penggunaan resource online, e-book panduan kurikulum dan pembelajaran untuk anak usia dini, regulasi terkait pendidikan di RA seperti KMA No. 792 tahun 2018 dan sembilan (9) Juknis yang terkait dengannya, serta beberapa kuis dan media belajar alam yang tersedia di seputar kampus BDK Jakarta.

Prinsip-prinsip ilmiah yang mengakar pada pendekatan saintifik ini juga diterapkan dalam pembelajaran, seperti dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Peserta melakukan pengamatan terhadap bahan tayang, video atau bahkan dari tayangan yang dibuat dan dipresentasikan oleh peserta lainnya. Kegiatan pengamatan ini didukung dengan terlaksananya metode brainstorming dilakukan dalam berbagi pengalaman, pendapat bahkan ide baik di sela penyampaian materi oleh fasilitator, bahkan hingga dibukanya sessi tanya jawab. 

Beberapa sessi menarik adalah adanya kegiatan belajar secara kooperatif dan menyenangkan yang memanfaatkan kelas, baik indoor maupun outdoor. Hal ini menambah antusiasme peserta dalam mengeluarkan berbagai pengalaman dan curah pendapat serta mensimulasikan berbagai model pembelajaran yang dapat dipraktekkan di RA. Kegiatan ini merupakan penguatan informasi yang diberikan sehingga dalam diskusi tersebut terdapat banyak penemuan berharga yang layak untuk dikaji dan disajikan.
Begitupula dalam metode simulasi dan bermain peran, diharapkan dapat membantu peserta dalam menghadapi kasus serupa pada situasi sebenarnya, mampu membuat problem solving yang tepat, serta membuka daya kreatifitas peserta.  Di samping itu, fasilitatorpun memberi kesempatan kepada peserta untuk dapat memanfaatkan ruang belajar outdoor sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan di RA. Semua proses tersebut melibatkan dimensi penalaran, penemuan, pengakuan, serta penjelasan tentang suatu konsep dan sistem pengetahuan yang terbangun dalam diri peserta.

Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti presentasi kelompok, pembuatan display, pembuatan media belajar, termasuk dalam penyusunan produk desain pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). 

Menjadi tantangan tersendiri bagi peserta DKS ini adalah bahwa setelah menyelesaikan aktifitas pendidikan dan pelatihan ini, setiap peserta akan menjadi tutor sebaya bagi rekan-rekan guru RA di wilayah masing-masing. Deseminasi diharapkan dapat dilakukan dengan memanfaatkan Kelompok Kerja Guru RA, baik tingkat daerah maupun tingkat cabang di seluruh provinsi DKI Jakarta.